Beijing (ANTARA News) - Pansus RUU Pengelolaan Sampah melakukan studi banding ke China dalam rangka studi banding dan mencari sejumlah masukan mengenai pengelolaan sampah yang dilakukan di China, khususnya di Shanghai. "China merupakan salah satu negara yang sangat maju dalam pengelolaan sampah sehingga kami perlu melakukan studi banding ke mari," kata Ketua Pansus RUU Pengelolaan Sampah, Hendarso Hadiparmono, di Beijing, Jumat. Hal tersebut dikemukakan ketika acara jamuan makan malam yang diadakan di KBRI Beijing yang dihadiri oleh Dubes RI untuk China Sudrajat serta sejumlah anggota Pansus dan pejabat di lingkungan KBRI Beijing. Menurut Hendarso Hadiparmono kunjungannya ke China adalah untuk belajar dan mencari masukan-masukan dari pemerintah setempat. "Kita sebelumnya juga sudah mendapat masukan dari berbagai pihak yang ada di Indonesia seperti dari akademisi dan pihak swasta. Kali ini kita mencoba mencari masukan dari pihak luar negeri, utamanya dari China," kata Hendarso. Pansus RUU ini, katanya, terdiri atas 50 orang yang mewakili semua fraksi di DPR dan selain melakukan studi banding ke China, juga melakukan studi banding serupa ke Jerman. Dari hasil kunjungannya ke Shanghai, ia mengaku, mendapat banyak masukan dan pelajaran bagaimana China, khususnya Shanghai, cukup berhasil dalam mengelola sampah yang selanjutnya bisa menjadi bahan berguna. RUU Pengelolaan Sampah ini, kata Hendarso, merupakan jawaban dari keinginan pemerintah dalam upaya menanggulangi masalah sampah yang ada di Indonesia. "Kita juga telah melakukan peninjauan ke sejumlah daerah di Indonesia yang memiliki Perda mengenai sampah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007