Banjarmasin (ANTARA News)- Hidup pas-pasan bukan hal yang terlalu merisaukan Yon Koeswoyo (67 th), dan ia tetap merasa puas sekalipun tanpa royalti terhadap lagu-lagu Koes Plus. Pentolan band legendaris Koes Plus dan Koes Bersaudara itu merasa cukup bahagia karena lagu-lagu kelompok musiknya tetap digandrungi masyarakat hingga kini. Pria bernama asli Koesyono tersebut mengaku, tak pernah memperoleh royalti dari lagu-lagu yang diciptakannya. "Dulu kami tak pernah memikirkan royalti, yang penting bagi kami terus berkarya dan menghibur masyarakat. Itulah kepuasan hati kami," kata Yon Koeswoyo, saat berbincang di Restauran Shinta Internasional Restauran Kota Banjarmasin, akjir pekan ini. Yon yang lahir di Tuban Jawa Timur pada 27 September 1940 telah bermusik sejak tahun 1960 dan hingga kini tetap bermusik dan berambut godrong. "Seandainya royalti tersebut bisa diperoleh, mungkin sangat banyak uang yang bisa kami dapat. Keluarga kami pasti sudah sangat kaya," katanya, sembari tersenyum. Di Banjarmasin, Yon Koeswoyo bersama personel Koes Plus junior tampil untuk mengisi acara puncak setahun lahirnya harian Mata Banua Banjarmasin. Dalam perhelatan itu, lelaki yang pernah merasakan dinginnya terali Penjara Glodok karena lagu "ngak-ngik-ngok"-nya terlihat masih enerjik menyanyikan lagu-lagu lagendaris Koes Plus. "Gubernur Kalsel, bupati dan walikota se-Kalsel serta unsur Musida ikut bernyanyi dengan lagu-lagu kami, apakah itu tidak puas," katanya. Suami Bonita Angelia, yang disebutnya sebagai "wanita pemberian Tuhan", mengaku bahwa hidupnya kini sudah cukup bahagia bersama dua buah hati mereka, Bela Aron dan Kenas, serta dua anak laki-laki dari istri pertamanya, Gerry dan David. Walau usianya telah senja, semangat Yon Koeswoyo berkarya tidak padam, dan bahkan pemilik rumah dan kebun seluas 2.500 meter persegi di kawasan Pamulang, Tangerang, Banten, itu berjanji akan tetap menyanyi dan berkarya sampai ajal menjemputnya. "Saya tidak pernah berpikir bahwa saya sudah tua," kata pemusik yang juga menggeluti dunia lukis itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007