Hanoi (ANTARA News) - Tidak sebatas menguasai strategi permainan di lapangan hijau, pelatih tim nasional sepakbola Jepang, Ivica Osim, tampil sebagai jago debat setelah terlibat perang urat syaraf dengan media massa yang meliput Piala Asia 2007. Ketika menjawab enam pertanyaan dalam sebuah konferensi pers menjelang pertandingan hidup mati melawan Arab Saudi dalam semi-final Piala Asia yang akan diadakan pada Rabu ini, ia mengajukan pertanyaan balik kepada wartawan. Wartawan menanyakan mengenai taktik yang bakal diterapkan Jepang dalam menghadapi Arab Saudi yang notabene lebih kuat ketimbang tim Australia. Osim bertanya balik, "Apakah saya harus mengganti seluruh pemain hanya karena lawannya berbeda?" Ia mengatakan, seorang pelatih bertanggungjawab sepenuhnya atas susunan pemain, siapa yang diturunkan atau dibangkucadangkan, termasuk di dalamnya jika timnya mengalami kekalahan. "Jika kami kalah hanya karena menurunkan pemain cadangan, maka itu artinya pelatih bersalah karena keliru dalam mengambil keputusan," katanya. Ia menimpali, "Jika kami kalah dalam pertandingan nanti, maka siapa yang harus disalahkan? Engkau tidak harus melihat orang lain di sekelilingmu hanya karena dia duduk di sini. Ini semua tanggungjawab pelatih." Baik Jepang maupun Arab Saudi sama-sama mengejar gelar keempat dalam Piala Asia 2007. "Apakah catatan sejarah ada kaitannya dengan kesiapan mental dan moral pemain," tanya wartawan kepada Osim. Osim, yang pernah mengantar tim Yugoslavia masuk ke perempat-final Piala Dunia 1990, kontan menjawab: "Engkau lebih baik mengajukan pertanyaan mengenai masa depan, utamanya soal pertandingan melawan Arab Saudi, ketimbang mengenai catatan sejarah." Ketika dirinya ditanya pers soal pertandingan melawan Arab Saudi, Osim balik menyela, "Ketika kita bicara masa depan, kita harusnya tidak melupakan masa lalu." Osim juga mengkritik para wartawan yang bertanya soal siapa lawan ideal yang bakal dihadapi Jepang di final nanti, yakni Irak atau Korea Selatan. Ia kemudian menjawab, "Pertanyaan itu patut disesalkan, karena pada saatnya Jepang akan membuktikannya." Di awal tanya jawab dengan media, Osim kerap berkata, "Kurang bermutu". "Jangan mencari kelinci yang belum lahir di hutan," katanya, ketika menjawab pertanyaan pers seputar lawan Jepang yang bakal dihadapi kelak jika lolos ke babak final Piala Asia 2007. Sejak tiba di Jepang pada 2003, Osim langsung mencuri perhatian publik setempat dengan pernyataan-pernyataannya, sampai-sampai dikumpulkan kemudian diterbitkan dalam buku berjudul "The Words of Osim". Buku itu laku keras di Jepang sejak ia menangani pasukan Samurai Biru sesudah Piala Dunia 2006, demikian laporan AFP. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007