Manado (ANTARA News) - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Rabu (25/7), menyebabkan sejumlah desa di wilayah itu kini terisolir. Humas Kabupaten Minahasa Tenggara, David Lalondos, kepada ANTARA, Kamis, mengatakan, banjir dan longsor menyebabkan sejumlah ruas jalan di daerahnya terputus sehingga akses sejumlah desa tertutup. Putusnya ruas jalan Ratahan-Wioy membuat Desa Tatengesan, Tambak, Minaga, Minaga I, Bentenan dan Desa Wiou sementara ini sulit dijangkau dari jalur darat. Pemerintah telah berupaya untuk memperbaiki jalan yang putus itu, dengan menempatkan sejumlah petugas serta alat-alat berat ke lokasi tersebut agar arus transportasi bisa lancar kembali. Sementara ruas jalan lain seperti yang menghubungkan Belang-Ratahan dan Rasi-Liwutung, yang juga terputus akibat bencana serupa yang terjadi beberapa waktu lalu, katanya, kini sudah selesai diperbaiki. Ditengah laporan yang terus berkembang, David mengungkapkan, banjir dan longsor di Minahasa Tenggara telah menyebabkan sekitar 1.200 rumah terendam, 103 diantaranya mengalami rusak berat, dua jembatan putus, dan satu orang dinyatakan hilang. Pemerintah propinsi maupun kabupaten setempat telah berupaya membantu masyarakat korban bencana, antara lain menurunkan petugas kesehatan, memberikan bantuan makan, mendirikan tenda-tenda penampungan. Bencana alam banjir dan tanah longsor di Sulut pada Rabu (25/7), tidak saja terjadi di Kabupaten Mitra tetapi juga di Kabupaten Minahasa dan telah mengakibatkan tiga orang tewas, dua hiang dan delapan luka berat. Korban tewas terdapat di Desa Walian, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa itu, terdiri dari Natalia Mongkol (7), Youna Karaseran (37), Meidy Lukoy, sementara luka berat Jan Tamu, Relly Mongkol, Roy Mongkol, Jemmy Manoppo, Mercy Lukow, Ritha Nangoy, kemudian di Desa Wolaang, adalah M Lumintang dan Novry Monangin.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007