Melbourne (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia, John Howard, telah mengesampingkan permintaan maaf kepada Dr. Mohammed Haneef, yang dipenjara hampir empat pekan di Australia karena dituduh teroris, dan menolak menyebutkan bahwa dokter asal India itu dikorbankan. Howard mengatakan kekeliruan terjadi dari waktu ke waktu dan saat menghadapi kasus terorisme, lebih baik merasa aman daripada minta maaf. "Australia tidak akan meminta maaf kepada Dr. Haneef," kata Howard kepada wartawan di Sydney. "Dr. Haneef tidak dikorbankan dan reputasi internasional Australia tidak dirusak oleh salah tangkap ini," kata Howard seperti dikutip IINA dari media setempat. Haneef telah berkumpul kembali dengan keluarganya dan bayinya yang baru lahir, di Bangalore, kota industri telekomunikasi India. Sebelumnya, ia ditangkap di Australia dengan tuduhan mendukung organisasi teroris, namun kemudian dibebaskan karena tidak ada bukti. Dokter asal India, yang telah memiliki visa kerja di negara kanguru itu namun kemudian dibatalkan akibat tuduhan tersebut, mengatakan ia telah dikorban oleh otoritas Australia dan Polisi Federal Australia (AFP). Pengacaranya, Peter Russo mengemukakan pemerintah harus meminta maaf kepada Haneef. "Bila seseorang berbuat kesalahan, saya kira orang yang bersangkutan hendaknya berpikir tentang permintaan maaf," kata Russo kepada Radio ABC. Howard mengatakan pihaknya mendukung AFP dan Menteri Keimigrasian Kevin Andrews, yang mencabut kembali visa kerja Haneef awal bulan ini, hanya beberapa jam setelah pengadilan Brisbane menjamin kebebasannya. Kendati kasus itu batal demi hukum, Menteri Andrews menolak mengembalikan visa itu kecuali bila para pengacara India berhasil mengajukan banding melawan keputusan itu dalam Pengadilan Federal. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007