Manila (ANTARA News) - Tentara Filipina didukung kendaraan lapis baja merebut kembali kota selatan, yang dikuasai 12 jam pegaris keras, dengan empat pemberontak tewas dalam bentrokan perkotaan, kata tentara Filipina, Rabu.

Bentrokan itu menyusul peringatan Presiden Rodrigo Duterte bahwa sisa kelompok keras pendukung ISIS melakukan pembibitan dan masih merencanakan serangan terhadap beberapa kota selatan untuk mendirikan negara merdeka dan terpisah.

Tentara mengejar pegaris keras Pejuang Kebebasan Islam Bangsa Moro (BIFF), yang lari ke perbukitan sesudah mencoba menguasai kota rawa, kata pernyataan Letnan Kolonel Harold Cabunoc, komandan batalion tentara.

Tentara akan terus "mengganggu rencana BIFF menabur teror di masyarakat" di daerah bergolak selatan itu, kata Cabunoc.

Belum ada tangapan dari kelompok garis keras itu.

Ratusan warga tetap tinggal di daerah perlindungan dan tidak diizinkan pulang sesudah pasukan membersihkan peledak rakitan dan ranjau lain di Datu Paglas itu.

Cabunoc menyatakan empat pegaris keras tewas dan dua lagi luka. Satu tentara dan seorang milisi setempat juga terluka.

Tentara menyatakan serangan Datu Paglas bisa jadi adalah ujian, karena daerah itu dekat dengan pangkalan pegaris keras di daerah rawa tersebut.

Sejak Maret, tentara mengalihkan gerakan tempurnya dari Marawi, kota tepi danau di Mindanao, yang dilanda perang lima bulan pada tahun lalu, ke rawa di pulau itu, tempat pegaris keras pendukung ISIS bergiat.

Lebih dari 40 petempur BIFF tewas dalam empat bulan belakangan pasukan dalam serangan udara dan darat tentara, yang digambarkan sebagai langkah pencegahan untuk menggagalkan serangan pegaris keras terhadap perkotaan.
 

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018