agar tidak menjadikan masjid sebagai pusat politik praktis dan politisasi
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan organisasi berkomitmen untuk tidak menjadikan masjid sebagai pusat politik praktis menjelang pemilihan umum anggota legislatif dan pemilihan presiden-wakil presiden 2019.

"Muhammadiyah itu paling depan sejak dulu untuk mengajak masyarakat, termasuk warganya sendiri agar tidak menjadikan masjid sebagai pusat politik praktis dan politisasi," kata Haedar di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis, usai menerima Wakil Kepala Polri Komjen Pol Syafruddin.

Dia mengatakan bahwa sebagai pusat keagamaan dan berbagai kegiatan masjid bisa menjadi tempat pendidikan politik.

"Dari masjid inilah pendidikan politik berjalan. Tapi politik yang mencerdaskan, politik moral dan bukan pada pilihan-pilihan politik," katanya.

Akan lebih baik, ia mengatakan, kalau kegiatan di masjid tidak mencakup kegiatan yang mengarahkan pada partai atau calon tertentu.

"Ketika menyangkut politik praktis, karena itu arena masjid, tidak dijadikan sebagai pusat politisasi untuk kepentingan politik tertentu," katanya.

Dalam hal politik, ia menjelaskan, masjid mestinya menjadi pusat pendidikan, pencerdasan, dan pendewasaan politik.

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018