Denpasar (ANTARA News) - Meski lolos dari ancaman Federasi Asosiasi Sepabola Internasional (FIFA), sehingga bisa melanjutkan mengikuti putaran dua Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, Persegi Bali FC pesimistis mampu mengatasi keperkasaan PKT Bontang maupun Persiba Balikpapan. "Tim kita jadi berangkat ke Kaltim, tetapi kedua lawan itu cukup tangguh. Kalau mampu menahan imbang saja sudah untung," kata Asisten Manager Persegi Bali FC, Ketut Suardana, ketika dihubungi ANTARA News di Denpasar, Kamis. Dijelaskannya, tim yang terdiri 18 pemain, bersama pelatih Henk Wullems, asisten pelatih Kadek Suwartama dan oficial, termasuk tim medis itu, menuju Bontang melalui Makassar dan Balikpapan dalam dua gelombang penerbangan, Kamis pagi dan sorenya. Persegi Bali FC bisa melanjutkan kompetisi putaran dua itu setelah melunasi sebagian hutang pembayaran kontrak/gaji kepada pemain asing. Pemain asing Marcus Finicius yang juga tergabung dalam tim yang ke Bontang, telah menerima pembayaran Rp66 juta dan 4.218 dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, utang kepada Ariel Fernando yang juga tergabung dalam tim ke Bontang, belum dilunasi. Demikian pula, dua pemain asing mantan pemain Persegi, salah seorang diantaranya Carlos De Melo, utangnya juga belum dilunasi. Rasa pesimistis menghadapi PKT Bontang yang akan berlangsung Sabtu (4/8) dan melawan Persiba, Selasa (7/8), juga diungkapkan asisten pelatih Persegi Bali FC, Kadek Suwartama. Sedangkan pelatih Henk Wullems berharap anak-anak asuhnya mampu menujukkan perjuangan heroik menghadapi dua lawan tangguh tersebut, dengan harapan paling tidak mampu menahan imbang. Meski pesimistis, Ketut Suardana berharap timnya akan memperoleh keberuntungan dalam dua laga tandang pertama putaran dua itu, sehingga akan mampu memperbaiki poin dan peringkat sementara. Dari 17 kali bertanding pada putaran pertama, Persegi Bali FC baru mendapatkan 18 poin, sehingga memerlukan perjuangan berat untuk bisa aman dari zona degradasi seperti yang menjadi target manajemen tim ini. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007