Jakarta (ANTARA News) - Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo mengingatkan masyarakat untuk peduli dan sadar terhadap lingkungan sekitar dari ancaman terorisme karena ruang gerak terorisme bisa dibatasi dan dieliminir tidak hanya oleh pemerintah dan aparat keamanan, melainkan peran masyarakat.
     
"Terorisme tidak mengenal agama. Aksi-aksi mereka telah merenggut banyak korban. Korban terorisme itu adalah orang-orang yang tidak bersalah. Film ini sangat baik menggambarkan realitas mereka yang jadi korban kebiadan aksi terorisme. Kita semua bisa berperan untuk mencegah," kata Eko di sela-sela nonton bareng Film "22 menit" di Bioskop XXI Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa,  seperti dikutip dari siaran persnya. 
     
Menurut dia, masyarakat yang aktif membaur satu sama lain dapat mendeteksi dan mengetahui kegiatan setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat. 
     
"Hal ini pada gilirannya dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya atau menyebarnya paham-paham radikalisme yang berujubg terorisme di tengah masyarakat," kata Eko. 
     
Nobar yang diinisiasi relawan Arus Bawah Jokowi ini diikuti pelajar, mahasiswa, kelompok masyarakat dan pimpinan relawan Jokowi seperti Muhammad Yamin dan M Umbas juga dihadiri perwakilan dari Mabes Polri. Sedikitnya 200 an peserta nobar memenuhi ruangan bioskop, hingga pada saat nobar berlangsung ada beberapa yang tidak mendapatkan kursi tempat duduk. 
     
Ia menyebutkan, banyak warga, terutama dari kalangan anak muda yang awalnya tidak mengerti apa-apa namun terkontaminasi oleh paham-paham radikal. Kepedulian terhadap lingkungan diharapkan dapat mengantisipasi menyebarnya paham dimaksud. 
     
Ia menegaskan, tindak kejahatan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama tertentu karena dalam agama apa pun tidak ada yang mengajarkan pemeluknya untuk melakukan kejahatan teror. 
     
Hal itu, tambah Eko, harus dipahami bersama agar tidak ada saling tuduh antarsesama pemeluk agama. 
     
"Penangkapan teroris yang dilakukan Polri menunjukkan bahwa ancaman ini masih ada. Mari, bersama menumbuhkan di seluruh kalangan masyarakat bahwa kita harus terus waspada dan tidak beri ruang tumbuhnya paham radikal," ujar Eko Sulistyo.
     
Sekjen DPP Arus Bawah Jokowi, Umar Maya Ibnu Fajar mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk bersama-sama menjadi agen perubahan yang pro aktif dalam menyikapi ancaman dan bahaya terorisme. 
     
Dimulai dari hal-hal kecil, misalnya mengingatkan satu sama lain ketika menerima informasi mengenai ideologi radikalisme.
     
"Banyak dari anak-anak muda kita yang rentan disusupi paham-paham radikal. Ancaman-ancaman itu ada di depan mata. Semua harus bergandengan tangan menangkalnya," pesannya. 
     
Sekedar diketahui, Film 22 Menit diperankan oleh Ario Bayu sebagai Ardi, seorang polisi anggota Unit Antiterorisme. Diceritakan, ketika ledakan bom terjadi di daerah Sarinah-Thamrin Jakarta, ia tengah mengantar anaknya ke sekolah. Bersama rekan-rekannya, Ardi mempertaruhkan nyawanya untuk mengamankan situasi. 
       
Singkatnya, dalam waktu 22 menit, ia dan satuan antiterorisme berhasil meringkus pelaku.
       
Film berdurasi 80 menit menjanjikan aksi penuh mendebarkan. Film besutan sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramita Pohan sarat pesan mengenai bahaya terorisme.

Baca juga: Polres Garut ajak masyarakat nonton "22 menit"

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018