Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jumat, meluncurkan perhitungan baru "Indeks Kompas 100". Direktur Utama BEJ, Erry Firmansyah, menjelaskan indeks ini merupakan kerjasama dengan Harian Kompas untuk melakukan penilaian 100 emiten yang dimasukkan dalam indeks ini. "Tetapi ini tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan media lain untuk menciptakan indeks baru," jelasnya. Menurut Erry, indeks ini diharapkan bermanfaat bagi pemodal dalam mengelola portofolio investasinya. Selain itu, tambahnya, indeks ini juga dapat digunakan "fund manager" yang akan menggunakannya sebagai acuan dalam menciptakan kreatifitas pengelolaan dana yang berbasis saham. Dalam menentukan emiten yang masuk ke "Indeks Kompas 100" ini lebih berdasarkan frekuensi transaksi, nilai transaksi, kapitalisasi pasar, fundamental dan performa kinerja emiten. "Perhitungan ini sama dengan perhitungan Indeks LQ45, namun ditambah fundamental dan performa emiten," jelasnya. Dia juga menambahkan bahwa saham yang masuk "Indeks Kompas 100" bisa masuk indeks LQ45, namun saham LQ45 tidak bisa otomatis masuk ke indeks 100 ini. Ke-100 saham yang masuk dalam "Indeks Kompas100" ini adalah saham yang memiliki kode perdagangan: 1. Astra Agro Lestari (AALI), 2. Adhi Karya (ADHI), 3. Polychem Indonesia (ADMG), 4. AKR Corporindo (AKRA), 5. Aneka Tambang (ANTM), 6. Apexindo Pratama Duta (APEX), 7. Arpeni Pratama Ocean Line (APOL), 8. Astra Graphia (ASGR), 9. Astra Internasional (ASII), 10.Bank BCA (BBCA), 11.Bank Bukopin (BBKP), 12.Bank BRI (BBRI), 13.Bank Century (BCIC), 14.Bank Danamon (BDMN), 15.Bhakti Investama (BHIT), 16.Bukit Sentul (BKSL), 17.Berlian Laju Tangker (BLTA), 18.Bank Mandiri (BMRI), 19.Global Mediacom (BMTR), 20.Bank Bumi Artha (BNBA), 21.Bakrie Brothers (BNBR), 22.Bank Niaga (BNGA), 23.Bank Internasioal Indonesia (BNII), 24.Bank Permata (BNLI), 25.Barito Pasific (BRPT), 26.Bakrie Telekom (BTEL), 27.Budi Acid (BUDI), 28.Bumi Resources (BUMI), 29.Clipan Finance (CFIN), 30.Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), 31.Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), 32.Central Proteinaprima (CPRO), 33.Ciputra Development (CPRO), 34.Ciputra Surya (CTRS), 35.Davomas (DAVO), 36.Bakrieland Development (ELTY), 37.Energi Mega Persada (ENRG), 38.Enseval Putra (EPMT), 39.Fajar Surya (FASW), 40.Mobile-8 (FREN), 41.Gudang Garam (GGRM), 42.Gajah Tunggal (GJTL), 43.Indonesia Air Transport (IATA), 44.Indosiar Karya Media (IDKM), 45.Igarjaya (IGAR), 46.Indofarma (INAF), 47.Inco Indonesia (INCO), 48.Indofood Sukses Makmur (INDF), 49.Indah Kiat (INKP), 50.Indocement (INTP), 51.Indosat (ISAT), 52.Jakarta Internasional (JIHD), 53.JAPFA Comfed (JPFA), 54.Jaya Pari Steel (JPRS), 55.Kima Farma (KAEF), 56.Kawasan Industri Jababeka (KIJA), 57.Kalbe Farma (KLBF), 58.Lippo Karawaci (LPKR), 59.London Sumatera (LSIP), 60.Lautan Luas (LTLS), 61.Mitra Adiperkasa (MAPI), 62.Multistrada (MASA), 63.Moderland Realty (MDRN), 64.Medco (MEDC), 65.Nusantara Infrastructure (META), 66.Multi Indocitra (MICE), 67.Multipolar (MLPL), 68.Matahari Putra Prima (MPPA), 69.Metrodata (MTDL), 70.Mayora (MYOR), 71.Perusahaan Gas Negara (PGAS), 72.Jaya Ancol (PJAA), 73.Panin Bank (PNBN), 74.Panin Insurance (PNIN), 75.Panin Life (PNLF), 76.Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), 77.New Century Development (PTRA), 78.Ramayana Lestari Sentosa (RALS), 79.Radiant Utama (RUIS), 80.Siread Produce (SIPD), 81.Holcim Indonesia (SMCB), 82.Semen Gresik (SMGR), 83.Sinarmas Multiartha (SMMA), 84.Summarecon Agung (SMRA), 85.Indo Acidatama (SRSN), 86.Sumalindo (SULI), 87.Tunas Baru Lampung (TBLA), 88.Timah (TINS), 89.Tjiwi Kimia (TKIM), 90.Telkom Indonesia (TLKM), 91.Tempuran Emas (TMAS), 92.Total Bangun Persada (TOTL), 93.Trimegah Scuritiesa (TRIM), 94.Trias Sentosa (TRIAS), 95.Truba Alam Manunggal (TRUB), 96.Tempo San Pasific (TSPC), 97.Bakrie Sumatra Plantations (UNSP), 98.United Tractors (UNTR), 99.Unilever (UNVR), 100.Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF). (*)

Copyright © ANTARA 2007