"Saya sangat mengapresiasi kegiatan poco-poco karena ini positif dan menjadi rekor dunia," ujar Menhan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, poco-poco sebagai seni tari tradisional asal Sulawesi Utara harus terus di lestarikan, bahkan budaya Indonesia harus terus digaungkan dimata dunia.
"Ini harus terus dilestarikan. Terlebih lagi dimata dunia," kata Ryamizard.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini pun menyebutkan kegiatan poco-poco ini juga sebagai bentuk bela negara, bahkan menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia siap untuk membela negara.
Pada pemecahan rekor dunia itu, Menhan didampingi oleh Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Sumintaatmadja dan Irjen Kemhan RI Letjen TNI M Thamrin Marzuki juga mengikuti acara itu.
Pemecahan rekor dunia lewat tarian poco-poco tersebut sebagai penanda peluncuran ASEAN Car Free Day dalam rangka HUT ASEAN ke 51 sekaligus menyambut pelaksanaan Asian Games 2018.
Pemecahan rekor dunia tersebut melibatkan sebanyak 65.000 penari dan 1.550 intruktur. Selain di Monas, pemecahan rekor dunia tari poco-poco di ASEAN Car Free Day kali ini berlangsung hingga Jalan Sudirman-Thamrin.
Para penari itu terdiri atas berbagai lapisan masyarakat seperti TNI, Polri, kementerian-lembaga, siswa SMA DKI, guru olahraga SMA se-DKI, SKPD DKI, mahasiswa DKI, FORMI DKI, fitness center dan sanggar senam, perwakilan lintas agama, dan masyarakat lingkungan sekitar.
Pemecahan rekor ini diprakarsai Kemenpora dan Kemenkes.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018