"Sebagian investor masih khawatir situasi di Turki dapat berdampak pada emerging market di dunia termasuk Indonesia"
Jakarta (ANTARA News) -  Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, dibuka kembali melanjutkan pelemahan sebesar 10,52 poin seiring masih khawatirnya investor terhadap sentimen eksternal .

IHSG dibuka melemah 10,52 poin atau 0,18 persen menjadi 5.850,71. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,61 poin atau 0,28 persen menjadi 920,61.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan investor masih bereaksi negatif terhadap gejolak ekonomi Turki sehingga meredam selera investasi untuk pasar negara berkembang.

"Sebagian investor masih khawatir situasi di Turki dapat berdampak pada emerging market di dunia termasuk Indonesia," katanya

Kendati demikian, menurut dia, komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional akan meredam kekhawatiran investor dan kembali masuk ke pasar saham domestik. Apalagi, harga saham saat ini relatif rendah sehingga potensi untuk diakumulasi.
     
"Terbuka momentum bagi investor untuk mengakumulasi saham yang telah tertekan. Dengan kondisi ekonomi nasional yang tumbuh maka terbuka peluang bagi saham untuk kembali naik," katanya.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan tekanan global yang menjadi sentimen negatif diperkirakan mulai mereda pada perdagangan sehingga pelemahan IHSG tidak terlalu dalam.

"Kepanikan investor mulai surut dan dapat memberikan peluang bagi indeks di kawasan Asia, termasuk IHSG untuk bergerak ke area positif," katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei naik 278,29 poin (1,27 persen) ke 22.135,63, indeks Hang Seng melemah 124,47 poin (0,45 persen) ke 27.812,10, dan indeks Strait Times melemah 5,60 poin (0,17 persen) ke posisi 3.239,74.

Baca juga: IHSG dibuka anjlok 10,52 poin
Baca juga: IHSG ditutup melemah 3,55 persen
Baca juga: Pemerintah bangun optimisme pasar modal hadapi pemilu

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018