Jakarta (ANTARA News) - Usaha Kiai Haji (KH) Ma'ruf Amin untuk menggaet keluarga mendiang Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk mendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin tercapai juga.

Sebelumnya putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid, menyatakan dirinya dan keluarganya belum menyatakan pilihannya untuk memilih pasangan mana dalam Pemilihan Presiden 2019.

Bahkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberikan tawaran kepada Yenny Wahid menjadi tim kampanye nasional mereka.

Namun, mantan Sekjen PKB ini tidak langsung menjawab tawaran tersebut, melainkan akan mengumumkan sikap politiknya kepada publik.

Sebelum Yenny melakukan pengumuman dukungan keluarga Gus Dur kepada pasangan mana, Ma'ruf Amin berkunjung ke kediaman mendiang Presiden  keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jakarta Selatan, Rabu pagi pukul 10.15 WIB.

Ma'ruf yang mengenakan pakaian kemeja putih dengan jas putih dan sarung bermotif garis, disambut Yenny Wahid dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang tiba lebih dulu.

"Dari mana Pak Kiai," tanya Yenny kepada Ma'ruf yang langsung dijawab: "Dari rumah. Kemarin saya habis dari Tegal."

Tidak berselang lama, istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid keluar ke ruang pertemuan dengan mengenakan busana hijau.

Ma'ruf dalam kunjungannya menyampaikan secara resmi keikutsertaannya dalam Pilpres 2019 dan meminta doa restu sekaligus dukungan dari keluarga Gus Dur.

Dalam kesempatan ini, Cawapres nomor urut 01 ini juga meminta maaf kepada Mahfud MD terkait pernyataan yang menyatakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini bukan kader Nahdlatul Ulama.

"Saya dan Pak Mahfud tidak ada apa-apa, kami sesama warga NU, bagi saya Pak Mahfud itu warga NU, karena itu saya juga mohon maaf kalau ada isu-isu yang tidak baik," kata Ma'ruf Amin.

Ma'ruf mengatakan dirinya bersama Mahfud MD dan seluruh warga NU lain, bersama-sama akan memenangkan dan membangun Indonesia lebih baik dan maju. "Karena itu kami saling mendukung," jelas Ma'ruf.

Terkait kunjungan Ma'ruf Amin, istri mendiang Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah Wahid, mengatakan sebelumnya dirinya juga telah menerima kedatangan Presiden Joko Widodo serta capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menurut Shinta, sebagai seorang Muslim yang baik dirinya selalu diajarkan untuk menerima siapa saja yang berkunjung ke rumahnya.

"Maka saya menerima Kiai Ma'ruf Amin datang kemari ini," ujar dia.

Istri almarhum Gus Dur ini juga berharap Pemilu 2019 menjadi ajang mempererat tali persaudaraan.

"Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan agar pesta rakyat yang akan kita gelar nanti itu akan dijadikan ajang untuk menpererat tali persaudaraan antara anak bangsa, bukan dijadikan tempat untuk saling menghujat, saling fitnah, saling melontarkan kata-kata kebencian dan sebagainya," tutur Shinta Wahid.
   
Shinta mengatakan pesta rakyat harus dilakukan secara santun, damai, adil dan jujur serta dilakukan secara ksatria.

"Itu yang saya harapkan karena ini demi keutuhan bangsa dan negara RI. Itu pesan politik saya," jelasnya.
   
Sementara Yenny Wahid mengatakan KH Ma'ruf Amin adalah kandidat dalam Pilpres 2019 yang paling dikenal lama oleh keluarga Gus Dur.

 "Dengan Kiai Ma'ruf Amin kami punya hubungan yang baik. Dari semua kandidat yang ada, yang paling kami kenal lama adalah dengan beliau," kata Yenny seusai mendampingi ibunya Shinta Nuriyah Wahid menerima kunjungan Ma'ruf Amin.

Yenny menyatakan kegembiraannya atas kedatangan Ma'ruf Amin. Menurut dia, Ma'ruf Amin memberikan banyak masukan mengenai apa yang telah diperjuangkannya selama ini.

"Kiai Ma'ruf akan terus memperjuangkan apa yang telah diperjuangkannya selama ini, untuk NKRI dan akan tetap setia kepada Pancasila," jelasnya.

Terkait Pilpres 2019, Yenny mengatakan sikap politik dirinya diambil atas masukan para kiai. Sementara untuk ibunya, Shinta Nuriyah Wahid, Yenny menekankan bahwa yang bersangkutan selaku ibu bangsa harus menempatkan diri di atas semua kepentingan capres-cawapres.

"Ibu Shinta harus menjalankan peran sebagai ibu bangsa bersama dengan tokoh-tokoh lainnya seperti Kiai Mustofa Bisri, Pak Try Sutrisno, Pak Habibie. Mereka semua adalah orang-orang sepuh yang akan mengawasi kita," tutur Yenny.

Yenny mengutarakan ibunya adalah salah satu tokoh bangsa yang akan memperingatkan apabila perhelatan Pilpres sudah melewati batas.

"Ibu saya itu tugasnya menjewer kita-kita kalau sudah berlebihan, termasuk saya juga harus siap dijewer ketika nanti permainannya terlalu keras, ibu yang akan mengingatkan kita semua," ujar Yenny.

Setelah beberapa jam dari pertemuan tersebut, Yenny Wahid bersama Konsorsium Kader Gus Dur menyatakan dukungan kepada pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.

"Dengan mengucapkan bismillah, kami menyatakan dukungan pada pasangan capres-cawapres nomor nol satu," kata Yenny, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Dia menyakini Jokowi dapat memimpin Indonesia untuk dua periode karena seorang pemimpin bangsa harus berpikir sederhana bahwa masyarakat harus dipenuhi kebutuhan dasarnya.

"Ketika Gus Dur memimpin memenuhi hak dasar warga tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan maupun status sosial," ujarnya.

Menurut dia, pemimpin bangsa harus mewujudkan keadilan sosial dengan menghadirkan kebutuhan dasar masyarakat.

Dia mengatakan deklarasi dukungan tersebut mewakili sikap politik keluarga Gus Dur, dan ibundanya Sinta Nuriyah Wahid akan tetap berada di tengah sebagai ibu bangsa.

Sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur yang menyatakan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin adalah Barikade Gus Dur, Forum Kiai Kampung Nusantara, Garis Politik Al Mawardi, Gerakan Kebangkitan Nusantara, Satuan Mahasiswa Nusantara, Millenial Political Movement, Komunitas Santri Pojokan, Jaringan Perempuan untuk NKRI, dan Forum Profesional Peduli Bangsa.

Ma'ruf Amin menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan keluarga besar Gus Dur terhadap dirinya bersama Jokowi pada Pilpres 2019.

"Keluarga Gus Dur yang memang sudah akrab dengan saya bertahun-tahun, tadi sudah menyatakan mendukung Pak Jokowi dengan saya. Alhamdulillah, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya," kata Ma'ruf Amin, di Jakarta, Rabu, menanggapi dukungan yang dinyatakan keluarga besar Gus Dur.

Ma'ruf berharap dukungan itu mendorong publik untuk memilih Jokowi dan dirinya.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, mengatakan dukungan keluarga besar Gus Dur melengkapi dukungan kalangan Nahdlatul Ulama kepada pasangan tersebut.

"Lengkap sudah dukungan keluarga besar NU bagi pasangan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf. Ini memberikan energi positif bagi kami dalam berjuang," kata Ace Hasan di Jakarta, Rabu.
   
Ace mengatakan seluruh pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin akan terus mengawal gagasan, ide serta pemikiran Gus Dur untuk Indonesia yang toleran, majemuk dan demokratis.
   
Dia menilai pengaruh keluarga besar Gus Dur masih sangat besar di kalangan kaum Nahdliyin. Menurutnya kalangan Nahdliyin sangat menghormati almarhum Gus Dur.

Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meyakini bila keluarga Nahdlatul Ulama bersatu maka kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf di depan mata.

"Saya yakin kalau semua keluarga NU bersatu memenangkan Jokowi-Kiai Ma'ruf maka kemenangan ada di depan mata," kata Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid di DPP PKB Jakarta Pusat.

Menurut dia, secara kuantitatif jumlah warga NU atau organisasi yang terasosiasi dengan NU sangat besar.
   
"Jadi, kami gembira kalau hasil silaturahmi antara Kiai Ma'ruf dengan keluarga Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini membuahkan hasil bersatunya semua keluarga NU," katanya lagi.
   
Silaturahmi yang dilakukan Kiai Ma'ruf berupaya agar keluarga NU dapat bersama-sama menyukseskan pasangan nomor urut satu Jokowi-Ma'ruf.

"Kami berharap silaturahmi eyang sepuh ke Mbak Yenny memberikan dukungan untuk Rais Aam PBNU yang sekarang menjadi cawapres," kata Jazilul.
   
Menurutnya, kehadiran Kiai Ma'ruf ke keluarga Gus Dur dilakukan secara kultural, bukan struktural, sehingga tidak masalah bila yang tua bersilaturahmi ke yang lebih muda.
   
"Silaturahmi tidak mengenal struktur, tua ke yang muda atau sebaliknya. Nilainya sama saja, yakni mempererat silaturahmi," ujarnya lagi.
   
Pihak Organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) juga menyambut positif dukungan keluarga besar Gus Dur terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 01 ini.
 
"Kaum Gusdurian memiliki kesamaan ideologis, sosiologis dan historis dengan kami.  Nilai-nilai perjuangan Gusdurian sama dan sebangun dengan Projo. Cara pandang kami dalam menjaga dan mencintai negeri serta rakyat nyaris sama," ujar Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi.
   
Budi menekankan perjuangan kebangsaan dalam menjaga NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan merawat keberagaman yang diwariskan Gusdur senafas dengan gerak perjuangan organisasinya.

Budi mengatakan dukungan Gusdurian selain menjadi energi baru yang akan mewujudkan kemenangan rakyat dalam Pilpres 2019, juga akan menjadi semangat kebersamaan dan gotong royong dalam memajukan Indonesia.
   
Dia meyakini seluruh rakyat di akar rumput, pelosok kampung, akan bersatu memenangi Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018