Jakarta  (ANTARA News) - Korps diplomatik yang teridiri dari pejabat Kementerian Luar Negeri RI dan duta besar negara sahabat bersama pelaku usaha swasta dan rekan kerja Kemenlu melaksanakan acara amal berupa pengumpulan dana untuk korban gempa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Pengumpulan dana itu dilaksanakan melalui kegiatan 4th ASEAN Charity Golf Tournament pada Minggu (7/10) di Damai Indah Golf BSD, Tangerang, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Selasa.

"Bersama-sama kami akan terus berupaya untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Palu dan Donggala karena duka mereka adalah duka kita bersama," kata Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir dalam sambutannya.

Dalam kegiatan yang diprakarsai oleh Kementerian Luar Negeri, Sekretariat ASEAN, dan Jakarta Ambassadors Golf Association (JAGA) tersebut, dilakukan lelang atas sejumlah koleksi pribadi sejumlah donatur dimana seluruh hasilnya akan diberikan untuk membantu para korban terdampak gempa di Palu dan Donggala.

Acara amal tersebut berhasil mengumpulkan donasi sebesar 100 juta rupiah dari hasil lelang dan akan diberikan untuk meringankan beban para korban gempa.

Selain aksi peduli bagi korban gempa di Palu dan Donggala, Kementerian Luar Negeri bersama-sama dengan komunitas diplomatik di Indonesia juga telah melakukan upaya lainnya untuk berkontribusi secara riil terhadap masyarakat melalui olahraga golf.

Sebelumnya, melalui pengumpulan dana serupa, Kementerian Luar Negeri bersama-sama dengan JAGA berhasil membangun jembatan bagi masyarakat Desa Cibunar di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Berkat pembangunan jembatan yang diberi nama Jembatan Diplomasi tersebut, masyarakat yang sebelumnya membutuhkan waktu hingga 1,5 jam untuk memutar, kini hanya memerlukan waktu 15 menit untuk mencapai sekolah, pasar, dan fasilitas kesehatan di Desa Mangku Rakyat.

Dalam waktu dekat Kementerian Luar Negeri dan JAGA juga akan merealisasikan proyek pembangunan instalasi air bersih bagi masyarakat Desa Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Kurangnya sumber daya air di desa tersebut memaksa masyarakat untuk menghabiskan banyak uang untuk membeli air. Keadaan tersebut mendorong para komunitas diplomatik untuk membangun fasilitas air bersih yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat di Desa Napan.

"Aksi kepedulian kita bagi masyarakat yang membutuhkan merupakan wujud diplomasi sesungguhnya, yakni diplomasi membumi yang memberikan manfaat," ujar Wamenlu Fachir.

Baca juga: Korsel kirim dua hercules bantu korban Palu
Baca juga: Laos berikan bantuan korban gempa-tsunami Sulteng

 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018