Madiun (ANTARA News) - Di tengah sulitnya mendapatkan minyak tanah, Nur Yasin (60) warga Perumahan Manisreji II, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jatim, menemukan jurus jitu mengatasi ketergantungan terhadap bahan bakar yang saat ini langka itu. Dengan peralatan yang dibuatnya yakni kompor berbahan bakar limbah gergajian kayu (sekam), Yasin bisa memasak setiap hari meski tanpa susah-susah mengantri minyak tanah di warung maupun agen. "Bahan bakar untuk kompor ini jauh lebih murah dan irit, uang yang seharusnya untuk membeli minyak tanah, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga lainnya," kata Yasin saat ditemui ANTARA News di kediamannya, Rabu. Menurut dia, menggunakan kompor berbahan bakar sekam ini sudah ia jalani sejak terjadi krisis minyak pada 2006 lalu di wilayah Kota Madiun. Sejak itulah, kini Nur Yasin sekeluarga tidak lagi menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah untuk memasak. "Tingkat pengapian kompor ini tidak kalah dibandingkan kompor berbahan bakar minyak tanah," katanya. Pengalaman Nur Yasin membuat kompor tersebut didapatkan saat ia masih berdinas sebagai anggota TNI di Jawa Barat beberapa tahun lalu. Cara pembuatan kompor ini cukup mudah, yakni hanya menggunakan kaleng bekas yang dilubangi pada bagian atas dan samping bagian bawahnya. Setelah dilubangi, pada lubang itu ditancapkanlah bambu hingga masing-masing bertemu di tengah-tengah kaleng. Kemudian kaleng diisi dengan sekam hingga penuh dan padat, baru bambu yang menancap dilubang ditarik pelan-pelan hingga membentuk lubang hingga ke tengah kaleng. "Lubang bambu itu berfungsi sebagai sirkulasi udara dan api yang dapat digunakan untuk memasak," katanya. Setelah selesai, kompor sekam pun siap dinyalakan dan digunakan untuk memasak. Apa yang dilakukan Nur Yasin tersebut, ternyata juga mulai ditiru warga setempat, bahkan mereka tidak segan-segan datang ke rumah Nur Yasin untuk belajar membuat kompor itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007