Saya kira transportasi massal mengurangi kemacetan untuk dimana pun
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbagi pengalamannya setelah naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dari Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Depo Lebak Bulus selama sekitar 20 menit.

"Saat tadi kita naik dengan dengan kecepatan 60 km/jam suaranya dapat dikatakan tidak ada, bisingnya tidak terdengar, menurut saya sangat bagus," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah turun dari kereta MRT di Depo Lebak Bulus, Jakarta, Selasa.

Hal itu juga yang membuatnya yakin MRT akan menjadi solusi yang diminati masyarakat terutama untuk mengurangi kemacetan.

Menurut dia, MRT jelas lebih efisien dalam banyak hal. "Yang jelas lebih efisien, masyarakat lebih efisien," katanya.

Saat perjalanan di dalam kereta MRT, Presiden bersama jajarannya termasuk Menhub Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Anies Baswedan, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, membahas perihal tarif yang akan diberlakukan.

"Di kereta tadi sudah dibicarakan tarifnya kurang lebih Rp8.000 sampai Rp9.000," katanya.

Mantan Gubernur DKI itu mengatakan, ke depan MRT harus terintegrasi dengan moda transportasi publik yang lain termasuk LRT, kereta bandara, bus Transjakarta, Kopaja, angkutan kota, dan lain-lain.

Dengan begitu, keberadaannya akan mengurangi tingkat kemacetan dan mengurangi angka penggunaan kendaraan (mobil) pribadi di Jabodetabek dengan dibarengi kebijakan ERP.

Sampai saat ini, ia mengatakan untuk proyek MRT sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan telah berjalan dengan baik.

"Ya memang harus berani memulai seperti di sini, di Jakarta. Palembang memulai, Bandung sebentar lagi, Surabaya nanti memulai, Medan memulai. Saya kira transportasi massal mengurangi kemacetan untuk dimana pun," katanya.

Soal pendanaan, kata Presiden, dapat ditanggung bersama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah sebagaimana di DKI Jakarta.

Ia menambahkan, untuk mewujudkan keberadaan transportasi massal harus ada keberanian yang tinggi.

"Secepat-cepatnya selesai, kita mendorong terus karena semua MRT pertama, LRT pertama, kereta cepat pertama. Kalau enggak berani memutuskan enggak ngerti sebetulnya ada masalah apa, ada kendala apa, ada tantangan apa di situ," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi jajal MRT Bundaran HI-Lebak Bulus

Baca juga: Presiden pastikan MRT Jakarta beroperasi Maret 2019

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018