Jakarta (ANTARA News) - Platform donasi Kitabisa.com membuka situs baru untuk berdonasi barang sejak Juli lalu, untuk mengakomodasi para donatur yang tertarik untuk memberikan bantuan dalam bentuk barang.

"Sumbang.in berusaha menggabungkan orang yang ingin sumbang barang, tidak hanya uang," kata Product Owner Sumbang.in, Firdhaussi, di Jakarta, Rabu.

Seiring dengan berjalannya waktu, Kitabisa.com melihat para donatur bukan hanya tertarik memberikan bantuan dalam bentuk uang, namun, juga barang. Cara berdonasinya, donatur harus membuka situs Sumbang.in dan mengisi formulir secara online, antara lain mengisi nama, nomor ponsel dan jenis barang yang ingin diberikan.
 

Tampilan situs donasi barang Sumbang.in. (ANTARA News/Tangkapan layar Sumbang.in)
Sumbang.in akan mengontak donatur untuk mengatur waktu penjemputan barang donasi, antara lain menggunakan kurir ojek online. Barang-barang hasil donasi dikumpulkan di gudang mereka dan akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Baru-baru ini, Sumbang.in bersama ACT dan RPX menghimpun donasi barang untuk warga di Palu, Donggala dan Sigi yang terkena bencana gempa dan tsunami beberapa bulan lalu.

Jika tidak sedang dalam program bantuan bencana, Sumbang.in akan menjual barang donasi dan 100 persen hasil penjualan akan diberikan pada yayasan yang menjadi mitra mereka.

Meski pun berada di bawah naungan Kitabisa.com, Sumbang.in menerapkan sistem donasi yang berbeda dengan situs induk mereka. Di Sumbang.in, pengguna hanya bisa berdonasi, tidak bisa menggalang kampanye untuk berdonasi seperti di Kitabisa.com.

Kitabisa.com bekerja sama dengan ACT dan RPX untuk menghimpun bantuan bagi warga Palu, Donggala dan Sigi, total terkumpul sekitar 1,5 ton yang terdiri dari bahan makanan, perlengkapan bayi hingga pakaian layak pakai.

Bantuan tersebut sudah dikirim ke Palu, melalui ACT, pada 3 November lalu.

Sejak bencana terjadi, Kitabisa.com mengumpulkan lebih dari Rp50 miliar dana melalui lebih dari 1.500 kampanye penggalangan dana untuk membantu warga Palu, Sigi dan Donggala yang terkena bencana gempa dan tsunami pada September lalu.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018