Temanggung, Jateng  (ANTARA News) - Pemugaran talud Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menggunakan sekitar 30-35 persen batu baru, kata Ketua Tim Pemugaran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Eri Budiarto.

 "Karena sebagian batu asli hancur atau hilang, maka dalam pemugaran ini kami menggunakan batu baru yang sejenis yang didatangkan dari lereng Gunung Merapi," katanya ketika dihubungi di Temanggung, Kamis.

 Ia menjelaskan balok-balok batu andesit tersebut dipesan dari perajin batu di sekitar kawasan Gunung Merapi.

 "Balok-balok batu baru tersebut dicarikan yang sejenis dengan batu yang ada di Situs Liyangan. Batu-batu baru tersebut diberi tanda untuk membedakan dengan batu lama," katanya.

 Batu baru, kata dia, perlu diberi tanda agar pengunjung bisa mengetahui bahwa batu itu sudah diganti.

 Ari mengatakan dalam proses pemugaran tersebut tim tetap melakukan pencarian batu yang asli, kalau ditemukan yang asli tentu penggunaan batu baru akan berkurang.

 "Dalam perjalanan proses pemugaran biasanya ditemukan batu yang asli sehingga nantinya penggunaan batu baru tidak sampai 35 persen," katanya.

 Ia mengatakan pemugaran talud yang membatasi teras kedua dengan teras ketiga Situs Liyangan tersebut direncanakan selesai pada akhir Desember 2018.

 Pemugaran tersebut melibatkan sekitar 30 hingga 40 tenaga kerja yang sebagian besar menggunakan tenaga lokal.

 "Untuk pemugaran tersebut ada empat tukang yang sudah berpengalaman dari BPCB, sedangkan sisanya memberdayakan tenaga lokal," katanya.

 Ia menyampaikan tidak ada kendala yang berarti dalam pemugaran talud Situs Liyangan tersebut, hanya akhir-akhir ini ada hujan sehingga waktu pengerjaan tidak bisa optimal.

 Pada 2017 tim BPCB telah berhasil memugar pagar candi induk Situs Liyangan yang membujur ke barat dan memugar trap tangga di bagian talud yang membujur ke utara.

 "Ke depan, pemugaran akan dilanjutkan untuk pagar candi yang membujur ke barat sisi selatan," katanya.

 Situs Liyangan ditemukan pada kedalaman 10 hingga 12 meter terpendam material yang diduga akibat letusan Gunung Sindoro.

Akibat bencana alam tersebut, kondisi situs peninggalan zaman Mataram Kuno itu tidak utuh lagi, bangunan dari kayu hancur dan sebagian ditemukan berupa arang dan bangunan dari batu sebagian berserakan.

Baca juga: Tim ekskavasi temukan talut kuno di Situs Liyangan
Baca juga: Artefak situs Liyangan dipamerkan

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018