Bengkulu (ANTARA News) - Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Sudibyo menegaskan Bengkulu aman bagi tenaga sukarelawan (NGO) lokal dan asing yang ingin membantu Bengkulu yang kini porak poranda akibat hantaman gempa bumi berkekuatan 7,9 SR. "Bengkulu aman bagi NGO yang ingin membantu memulihkan Bengkulu pasca gempa," ujarnya dalam jumpa pers, Senin malam, di Satkorlak PBA Provinsi Bengkulu. Diakuinya, saat ini telah berdatangan puluhan kelompok sukarelawan dari dalam dan luar negeri untuk memberikan bantuan bahan makanan dan peralatan yang dibutuhkan para korban gempa. Tidak ada larangan selama mereka mengikuti aturan hukum yang ada untuk membantu memulihkan keadaan, dan mereka akan aman selama berada di Bengkulu. Kapolda juga menjelaskan, di tengah situasi pemulihan dan pemberian bantuan sekarang ini telah terjadi penjarahan bahan bantuan di daerah-daerah rawan bencana, namun hal itu bukan tindakan kriminal tapi terjadi akibat traumatis dan psikologis yang berlebihan akibat gempa. Brigjen Sudibyo mencontohkan, satu keluarga yang sudah menabung selama 14 tahun dan baru bisa membangun rumah, kini rumahnya hancur diluluhlantakan gempa, mereka tentu mengalami beban psikologis yang berat. Oleh karena itu Kapolda mengatakan, bagi NGO lokal dan asing tidak perlu takut untuk mengatasi masalah penjarahan tersebut dan meminta NGO dapat memberikan menjelaskan dan pengertian agar masyarakat bisa tenang. "NGO diharapkan bisa membantu menghilangkan trauma psikologis para warga korban gempa," ujarnya. Maraknya penjarahan terjadi karena dalam sistem pendistribusian dilakukan oleh Satkorlak PBA Provinsi Bengkulu dilakukan bertahap sehingga ada sebagian korban yang belum mendapatkan bantuan, padahal mereka sangat membutuhkannya seperti tenda, selimut dan bahan makanan. Menanggapi maraknya penjarahan tersebut Kapolda mengatakan, pihaknya masih memberikan toleransi dan mengharapkan pendistribusian bantuan semakin baik dan penjarahan tidak terjadi lagi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007