Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memperkirakan terjadinya "carry trade", sebagai dampak dari penurunan The Fed Fund di Amerika Serikat (AS), akan menyebar di kawasan regional. "'Carry trade' secara besar-besaran di suatu negara tidak ada, itu bisa ke seluruh Asia, ke wilayah regional, walaupun bisa saja Indonesia jadi centernya," kata Ketua Bapepam-LK, A Fuad Rachmany di Jakarta, Kamis. "Carry trade" merupakan upaya investor mendapatkan dana murah dari aset atau mata uang di suatu negara yang imbal hasilnya rendah. Lalu dana itu diinvestasikan pada aset atau mata uang di negara lain yang imbal hasilnya lebih tinggi. Aksi ini akan diikuti dengan masuk dananya segar (capital inflow) ke negara yang imbal hasilnya tinggi. Menurut Fuad, Indonesia bisa terkena dampak berupa "carry trade" itu, namun tidak akan terlalu besar sehingga tidak perlu dikhawatirkan. "Kita nggak usah terlalu khawatir, ini secara general `kan sekarang bagus. Jadi 'carry trade' mungkin dampaknya nggak terlalu kelihatan juga," katanya. Menurut dia, merupakan hal yang sulit juga untuk memastikan adanya lonjakan arus dana masuk apakah disebabkan "carry trade" atau faktor lainnya. "Saya rasa susah memilah-milahkannya, tapi dampaknya mesti ada," katanya. Menurut dia, pihaknya juga tidak akan melakukan tindakan khusus terkait dengan adanya fenomena itu. "Kita tidak bisa membedakan mana dampak dari 'carry trade' dan mana yang bukan karena datanya nggak bisa dilihat. Kita hanya bisa mengkira-kira," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007