Beijing (ANTARA News) - Indonesia dengan China akan mengadakan pertemuan Komisi Bersama yang berlangsung tanggal 24-25 September 2007 di Shanghai, China, untuk membahas berbagai upaya peningkatan hubungan ekonomi kedua negara yang selama ini telah berlangsung.
"Awal pekan depan akan ada pertemuan Komisi Bersama yang akan dipimpin oleh Mendag Mari Pangestu dan Mendag Bo Xilai," kata Duta Besar (Dubes) RI untuk China Sudrajat, di Beijing, Jumat.
Pertemuan tahun ini adalah yang ke-9 setelah tahun sebelumnya berlangsung di Nusa Dua, Bali. Kedua negara sepakat bahwa pelaksanaan Komisi Bersama dilaksanakan secara bergantian di masing-masing negara.
Menurut dia, agenda yang akan dipromosikan dalam pertemuan itu adalah mengevaluasi kerjasama perdagangan dan investasi kedua negara yang telah berjalan belakangan ini.
Selain itu juga akan membicarakan bagaimana upaya meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi di tahun-tahun mendatang.
Dalam pertemuan tahunan itu, kata Dubes Sudrajat, kedua belah pihak juga akan melakukan presentasi terkait potensi ekonomi yang dimiliki masing-masing negara, yang dari pihak China akan disampaikan oleh Mendag Bo Xilai, sementara dari pihak Indonesia juga akan menyampaikan presentasi yang disampaikan oleh Mendag Mari Pangestu.
"Presentasi kedua Mendag tersebut akan dilakukan di depan para pejabat kementrian dari kedua negara di samping para pebisnis dari Indonesia dan China yang juga akan menghadiri pertemuan itu," kata Dubes Sudrajat.
Pertemuan itu, katanya lebih lanjut, selain akan diikuti oleh kementrian perdagangan juga akan diikuti oleh kementrian dari departemen lain.
Menurut rencana, dalam pertemuan itu akan diadakan pertemuan antara para pebisnis kedua negara yang bergerak di berbagai sektor seperti perdagangan, pertambangan, energi dan industri.
"Selain mengadakan pertemuan untuk mencari sejumlah peluang bisnis, para pebisnis juga akan mengevaluasi program lama dan rencana-rencana baru jangka panjang," kata Dubes Sudrajat.
Sudrajat mengatakan bahwa total volume perdagangan Indonesia dan China pada 2007 akan melampaui 20 miliar dolar AS atau melampaui target Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya perkirakan sekitar 21 sampai 22 miliar dolar AS," kata Sudrajat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007