Teheran (ANTARA News) - Sanksi-sanksi tidak akan berhasil menghentikan kemajuan nuklir Iran, kata Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Sabtu, sehari setelah negara-negara besar mengatakan mereka melakukan perundingan "serius dan konstruktif" tentang tindakan hukuman baru.
Ahmadinejad, yang berbicara pada parade militer tahunan untuk memperingati perang Irak-Iran tahun 1980-1988 juga menegaskan kembali imbauan kepada pasukan AS dan negara-negara lain agar meninggalkan Irak , kata kantor berita IRNA.
"Mereka yang berfikir, bahwa dengan menggunakan cara-cara usang seperti perang urat syaraf dan sanksi-sanksi ekonomi, mereka dapat menghentikan kemajuan negara Iran adalah satu kesalahan," katanya.
Ketika ia berpidato, pasukan, tank-tank dan perangkat keras militer lainnya melewati podium di lokai dekat makam Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam itu.
Selama acara itu, Iran memamerkan rudal-rudal termasuk Shahab-3, yang katanya dapat menghantam sasaran sejauh 2.000 km menghantan pangkaan-pangkalan Israel dan AS di Teluk dalam jangkauan tembak.
Sementara itu Panglima Pengawal Revolusi Iran , Mohammad Al Jafari memperingatkan negara-negara Barat, Sabtu bahwa mereka akan menyesal melancarkan setiap serangan terhadap aktivitas-aktivitas nuklir Teheran.
"Pesan kami kepada musuh-musuh : Jangan lakukan itu," kata Jafari yang berbicara dengan wartawan kurang dari seminggu setelah menlu Prancis secara terbuka mengutarakann kemungkinan perang.
"Mereka akan menyesal seperti yang mereka alami di Irak," tambah Jafar yang berbicara di sela-sela parade militer tahunan itu.
Iran terlibat pertikaian dengan Barat menyangkut ambisi nuklirnya. AS , yang mengatakan Iran sedang berusaha membangun bom atom , mengatakan pihaknya menginginkan penyelesaian diplomatik krisis itu tetapi tidak mengesmpingkan aksi militer jika hal itu gagal.
Iran, yang mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai, mengancam akan membalas setiap kepentingan AS di Timur Tengah jika diserang.
Negara-negara besar bertemu di Washington, Jumat untuk membicarakan sanksi-sanksi baru Dewan Keamanan PBB yang bertujuan memaksa Iran menghentikan kegiatan penting atomnya.
Dewan Keamanan telah memberlakukan dua babak sanksi terbatas terhadap Iran sejak Desember lalu.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007