Jakarta (ANTARA News) - Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB menjadi salah satu momen bahagia Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Retno menyebut perjuangan Indonesia menjadi anggota DK PBB ditempuh dengan "berdarah-darah", melalui kampanye dan lobi yang dilakukan intensif selama tiga tahun.

"Kita bekerja keras selama tiga tahun, bukan cuma para diplomat yang bekerja tetapi seluruh elemen bangsa Indonesia," kata Menlu saat berbincang dengan sejumlah mahasiswa di Jakarta, Selasa.

Dalam acara The Millennials Meet and Greet with Foreign Minister yang diselenggarakan sebagai rangkaian "Pameran Capaian 4 Tahun Kementerian Luar Negeri RI" tersebut, Menlu menjelaskan bahwa tiga bulan terakhir sebelum pemilihan anggota DK PBB 8 Juni 2018 hampir setiap bulan dirinya mengunjungi New York.

"Bisa dikatakan saya 'berkantor' di Markas PBB khusus untuk melobi dukungan negara-negara lain atas pencalonan Indonesia," tutur dia.

Selain mengerahkan seluruh diplomat dan duta besar, pemerintah Indonesia juga membentuk tim kampanye yang terdiri dari sejumlah tokoh seperti mantan Menlu Hassan Wirajuda, mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.

Baca juga: Empat hal yang membuat RI anggota DK PBB, menurut Jokowi

Bahkan, menurut Retno, lobi masih dia lakukan 10 menit sebelum pemungutan suara secara rahasia (secret ballot) di Markas PBB New York.

Saat akhirnya diumumkan terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB dengan perolehan 144 suara, Retno mengaku sangat lega karena jerih payahnya terbayar.

"Badan terasa sangat ringan, itu adalah salah satu momen kebahagiaan saya. Alhamdulillah, Tuhan melindungi Indonesia," kata dia.

Baca juga: Ditandai pemancangan Merah Putih, Indonesia resmi jadi anggota DK PBB 2019-2020

Seusai pemungutan suara, Menlu Retno segera menyampaikan pencapaian Indonesia tersebut kepada Presiden Joko Widodo di Tanah Air.

Kemudian, Menlu beserta jajarannya berbuka puasa bersama mengingat pemungutan suara dilaksanakan bertepatan dengan bulan Ramadhan 2018.

"Seingat saya, itu adalah makanan terenak yang pernah saya makan," kata Menlu.

Pemungutan suara dilakukan oleh 190 negara dari total 193 negara anggota Majelis Umum PBB. 

Dengan perolehan 144 suara, Indonesia telah memenuhi persyaratan minimal dua pertiga suara dari anggota PBB atau 127 suara.

Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020 merupakan keempat kalinya sepanjang sejarah setelah menduduki posisi tersebut pada periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008. 

Selama mengemban tugas sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia menetapkan sejumlah isu prioritas antara lain menjaga ekosistem perdamaian, sinergi antara organisasi regional dan PBB, pemberantasan terorisme, serta isu Palestina.

Baca juga: JK tegaskan Indonesia fokus jaga perdamaian dunia

Baca juga: Menlu: Empat prioritas Indonesia di DK PBB

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019