Gunung Kidul (ANTARA News) - Peternak di Padukuhan Pendowo, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diresahkan adanya serangan hewan liar terhadap ternak mereka.

"Jumlah ternak milik warga yang mati ada sekitar tujuh ekor. Kemudian yang luka-luka ada tiga ekor kambing," kata Kapolsek Girisubo AKP Mursidiyanto di Gunung Kidul, Senin.

Ia menjelaskan, meskipun belum ada yang melihat secara pasti wujud dari hewan liar tersebut, namun warga sekitar meyakini bahwa biang dari peristiwa itu adalah anjing liar, hewan ternak diserang pada bagian leher dan kaki.

"Diduga memang serangan dilakukan oleh anjing peliharaan warga yang sebelumnya digunakan untuk menjaga ladang dari serangan kera. Tetapi karena tidak terurus kemudian anjing-anjing itu menjadi liar," katanya.

Mursidiyanto bersama masyarakat melakukan ronda. Diakuinya sebagian besar warga menaruh kandang di tengah ladang, dan serangan pada malam hari sehingga menyulitkan untuk melakukan pemantauan.

"Kami patroli dengan warga untuk memburu hewan liar itu. Namun sampai dengan saat ini juga belum kita dapatkan, warga juga belum pernah ada yang melihat secara langsung hewan liar itu," katanya.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Suseno Budi Sulistyanto mengatakan belum memperoleh laporan adanya serangan hewan di wilayah Desa Jepitu. Namun demikian, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan UPK Puskeswan.

Menurut dia, sampai saat ini belum diketahui jenis hewan yang menyerang ternak warga. "Jenis hewannya sampai saat ini kami belum mengetahui. Tahun lalu kami sudah mengirimkan surat edaran terkait pengamanan hewan ternak," katanya.

Selain itu, warga diharapkan membawa ternaknya ke rumah, dan tidak ditinggal di ladang atau memperkuat pagar kandang.

"Paling aman itu membawa pulang, karena pengalaman tahun lalu kandang sudah diperkuat, tetapi hewan itu bisa masuk dengan membuat lubang di tanah," ucapnya.*


Baca juga: Peternak Gunung Kidul diresahkan serangan hewan liar

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019