Jakarta (ANTARA News) - Panasonic menutup produksi pabrik komponen audio visual berupa speaker dan tabung gambar televisi (CRT) yang berada di Cibitung, Jawa Barat, karena tren permintaan televisi beralih dari televisi konvensional analog ke plasma, LCD, digital. "Sebulan yang lalu pihak Panasonic melaporkan rencana mereka menutup pabrik komponen televisi (tv) yang akan dilakukan secara bertahap," ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan pada Oktober sampai Desember 2007, pabrik masih akan beroperasi dan akan berhenti total pada Januari 2008. Budi menjelaskan Panasonic terpaksa menutup pabrik CRT nya karena tren permintaan tv domestik maupun dunia berubah dari tv konvensional berbasis tabung menjadi tv berbasis digital baik plasma (PDP) maupun LCD. Menanggapi pertanyaan apakah penutupan pabrik komponen tersebut akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, Budi mengatakan penutupan pabrik komponen Panasonic tersebut tidak akan mempengaruhi iklim investasi, karena penutupan pabrik bukan akibat kalah bersaing, tapi karena tren permintaan pasar sudah berubah. Sementara itu, mitra lokal Panasonic di Indonesia, Rachmat Gobel, mengatakan penutupan pabrik komponen di Cibitung terkait pula dengan efisiensi yang ingin dilakukan Panasonic, karena Panasonic mengkonsentrasikan produksi komponen di Batam. "Panasonic memiliki dua pabrik komponen di Cibitung dan Batam. Industri komponen yang di Cibitung kurang berkembang, sehingga Panasonic konsentrasi di Batam," katanya. Rachmat mengatakan industri komponen yang ditutup itu tersebut juga teknologinya tidak berkembang dan akan ditinggalkan. Kendati menutup pabrik komponen di Cibitung, kata dia, Panasonic meningkatkan investasinya dengan memperluas pabrik baterai manganis dan lithium di Cibitung. "Dengan penambahan investasi di pabrik baterai tersebut, maka kini Panasonic menjadikan Indonesia basis produksi baterai terbesar baik untuk pasar domestik maupun ekspor," katanya. Baterai tersebut, kata Rachmat, diekspor ke lebih dari 60 negara di Kawasan Amerika dan Uni Eropa serta ASEAN. "Jadi penutupan pabrik komponen memang sudah diperhitungkan, sehingga Panasonic konsentrasikan produknya di baterai dan komponen elektronik lainnya yang masih sesuai tren pasar," ujarnya. PT Panasonic Electronic Devices yang ditutup tersebut, kata Rachmat, 100 persen merupakan miliki investor Jepang dan mempekerjakan sekitar 2.500 tenaga kerja. Rachmat yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan, mengharapkan penutupan pabrik komponen tersebut hendaknya menjadi perhatian pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan teknologi digital yang tren pasarnya terus berkembang di dunia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007