Melalui ponsel pintar bisa mendeteksi penyakit suatu tanaman hanya dengan menyentuh daunnya saja
Solo (ANTARA News) - Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara IPTPN) III (Persero) Arif Satria mengatakan kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 harus bisa mendukung bisnis perkebunan.
   
Saat ini sejumlah kampus juga telah menemukan berbagai teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bisa dimanfaatkan PTPN III, kata Arif Satria pada peluncuran logo dan produk ritel perusahaan itu di Museum De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu malam.
   
"Di kampus banyak penemuan. Ada 'smartphone' yang kalau ditempel di daun maka bisa mendeteksi penyakit. Ini sangat membantu sekali," katanya.
   
Dia mengatakan, jika membeli mangga maka pembeli biasanya mencium mangga untuk memastikan rasanya manis dan tidak, namun saat itu tidak perlu lagi karena sudah ada teknologi untuk menentukan rasa manis.
   
"Beli mangga cukup dengan 'smartphone'. Gak perlu dicium. Cukup 'smartphone" didekatkan dengan mangga, maka akan ketahuan manis atau tidak," katanya menegaskan.
   
Hal yang sama juga terjadi di durian sehingga membeli buah-buah langsung mendapatkan dengan bantuan teknologi, katanya. Bahkan, menentukan kematangan sawit juga sudah bisa dilakukan.
   
Pada bagian lain Arief meminta para direksi dan karyawan PTPN III dan seluruh holdingnya untuk menjadi pemain industri perkebunan skala global.
   
Selain meluncurkan logo baru, holding perusahaan perkebunan ini juga meluncurkan sejumlah produk yang akan dijual secara ritel dengan merek Walini.
   
Brand Walini ini akan digunakan untuk seluruh produk PTPN yakni gula, minyak goreng, teh, dan kopi.
   
Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan optimistis keempat produk yang diluncurkan bisa diterima dengan pasar karena produk asli Indonesia dan dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
   
"Kalau HET gula Rop12.500 per kg, maka gula Walini dijual di bawah harga itu. Ini gula sehat, dari tebu asli dan bukan rafinasi," katanya sambil menunjuk gula Walini.
   
Perusahaan ini  mengelola lahan 1,18 juta hektar dengan memiliki tanaman kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, kakao, tembakau, aneka kayuan, buah-buahan, dan aneka tanaman lainnya.
 

Pewarta: Santoso
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019