Yangon (ANTARA News) - Para pembela tersangka komplotan yang berada di balik pembunuhan seorang pengacara Muslim di Myanmar pada Jumat menyatakan klien mereka tak bersalah, atau meminta tuntutan lebih ringan dari pengadilan.

Ko Ni, penasehat dekat pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, ditembak hingga mati di Bandar Udara Internasional Yangon, dua tahun lalu.

Pembunuhan pengacara terkenal itu yang berusia 63 tahun dan bekerja untuk mereformasi konstitusi rancangan militer yang mempertahankan kekuasaan politiknya, mengagetkan Liga Nasional bagi Demokrasi, partai yang berkuasa, dan komunitas Muslim, demikian Reuters melaporkan.

Peristiwa itu juga melontarkan upaya reformasi konstitusi, yang membentuk landasan fundamental dari manifesto Suu Kyi ketika ia meraih kekuasaan pada tahun 2015. Partai Suu Kyi pekan ini membuat upaya baru untuk mengamandemen piagam tersebut, bentrok dengan para anggota parlemen dari tentara.

Baca juga: Pengacara Myanmar tertembak di bandara sepulang dari Indonesia dimakamkan

Penembak itu, Kyi Lin, ditangkap di tempat kejadian setelah dibekuk para pengemudi taksi beberapa saat seusai dia menembak salah seorang pengejarnya, pengemudi Nay Win. Dia mengakui membunuh Ko Ni, tetapi dia bertindak di bawah tekanan.

Kyaw Kyaw Htike, pengacara yang mewakili Kyi Lin, menunjuk inkonsistensi dalam argumen penuntutan dan meminta tuntutan dikurangi, dengan menyebut sifat tidak sengaja dari pembunuhan tersebut.

Baca juga: Suu Kyi ajak militer bicara

Dua dari tiga mantan tentara yang dituduh polisi merencanakan pembunuhan Ko Ni mengaku tidak bersalah. Orang ketiga telah menghindari penangkapan.(Uu.M016/M007)

Redaktur: Maria Dian A

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019