Magelang (ANTARA News) - Ilmu pengetahuan tentang demokrasi diajarkan kepada para taruna Akademi Militer (Akmil) mulai tahun 2007 sebagai pengganti pelajaran tentang dwifungsi ABRI, kata Gubernur Akmil Mayjen TNI Sriyanto. "Kami memasukan kurikulum baru tentang pengenalan demokrasi kepada para taruna," katanya di Magelang, Senin. Ia menyatakan, pengajaran ilmu demokrasi kepada para taruna bukan untuk memberikan bekal pengetahuan dasar kepada mereka untuk masuk dunia politik setelah menyelesaikan masa tugasnya sebagai perwira prajurit TNI kelak. Tetapi, katanya, supaya para taruna bisa memahami secara baik perkembangan era demokrasi saat ini. "Supaya tidak buta terhadap alam demokrasi," katanya. Ia mengatakan, pengajar ilmu demokrasi adalah dosen dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Para dosen UGM mengajar di Akmil sebagai bagian kerjasama dua institusi itu sejak tahun 1957 hingga saat ini. Pada kesempatan itu Sriyanto juga mengatakan kasus bentrokan antarpersonil angkatan TNI dengan Polri yang sering dijumpai dalam tugas prajurit di lapangan juga menjadi bahan kajian penting para taruna. "Untuk evalusi supaya saat mereka tugas kelak tidak mengalaminya, juga termasuk kasus di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) beberapa waktu lalu, kita evaluasi untuk pola asah, asuh dan asih. Tiga bulan sekali ada kunjungan taruna Akmil ke Akpol," katanya. Ia menjelaskan, mulai tahun ajaran 2007 pola pendidikan taruna diubah dari tiga tahun menjadi empat tahun. Masa pendidikan integratif yang sejak 1986 selama lima bulan, katanya, mulai tahun 2007 ditambah menjadi satu tahun dan selanjutnya selama tiga tahun para taruna melanjutkan pendidikan kematraan di akademi masing-masing. Pola itu pernah diterapkan mulai 1970 hingga 1985. "Agar lebih akrab, lebih mengenal satu sama lain, dengan menarik kurikulum di setiap matra ke Akmil, para taruna saling berkunjung dan latihan bersama selama melaksanakan pendidikan integratif itu. Konsekuensinya mendatangkan dosen dari AAL (Akademi Angkatan Laut) dan AAU (Akademi Angkatan Udara) ke Akmil," katannya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007