ADP dimulai sejak 1980 merupakan salah satu program proyek pembangunan wilayah terintegrasi pertama di Indonesia yang diprioritaskan untuk daerah terpencil
Simpang Empat, Sumbar (ANTARA News) - Puluhan alumni "Area Development Program (ADP)" Jerman yang pernah menjalankan program di Pasaman Barat, Sumatera Barat, kembali berkunjung ke daerah itu melihat perkembangan program yang dijalankan sejak 1980.

"Selain judulnya reunian, kami ke sini ingin melihat bekas pembangunan yang pernah kami lakukan. Banyak pembangunan dahulu yang menjadi dasar perkembangan pembangunan saat ini," kata Ketua Tim  Alumni ADP Jerman Barat, Spidel saat berkunjung ke Simpang Empat, Senin.

Ia mengatakan sangat terkejut dengan perkembangan Pasaman Barat saat ini. Bahkan, dia merasa kaget melihat perkembangan Pasaman Barat dan tidak mengenal Simpang Empat, yang merupakan ibu kota kabupaten itu.

Pasaman Barat adalah daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003.

"Ini adalah nostalgia bagi kami. Tentu apa yang kami lihat ini akan kami laporkan kepimpinan. Tujuannya tentu akan ada yang bisa dikerjasamakan kedepannya," ujarnya.

Rombongan alumni ADP ini berada di Pasaman Barat selama tiga hari sejak Minggu (17/2) sampai Selasa (19/2).

Mereka berkunjung ke sejumlah peninggalan ADP yang dibangun seperti Bandara Pusako Anak Nagari, komplek perkantoran Padang Tujuh, kantor DPRD, kantor Bank Nagari, sentra peternakan Air Runding, sentra Balai Benih Ikan (BBI) dan lokasi perkebunan dan pertanian.

Sementara itu Bupati Pasaman Barat, Syahiran menyambut baik kedatangan rombongan alumni ADP Jerman Barat yang melihat kondisi Pasaman Barat saat ini.

"Selamat datang dan inilah wajah Pasaman Barat saat ini. Program ADP menjadi landasan pembangunan Pasaman Barat saat ini," ujarnya.

Menurutnya ADP dimulai sejak 1980 merupakan salah satu program proyek pembangunan wilayah terintegrasi pertama di Indonesia yang diprioritaskan untuk daerah terpencil.

Program yang dilaksanakan berupa manajemen proyek dan perencanaan wilayah, perkembangan perkebunan, peternakan, perikanan, industri kecil dan lainnya yang mempengaruhi 200 ribu penduduk atau 46 ribu keluarga.

"Manfaat ADP sangat terasa dengan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi, perkebunan, peternakan, pertanian dan lainnya," sebutnya.

Ia menyebutkan ADP berakhir 2004 dan menjadi landasan pembangunan Pasaman Barat yang mekar dari Kabupaten Pasaman.

"Di antara peninggalan ADP saat ini masih ada adalah infrastruktur, sentra peternakan Air Runding, sentra BBI, koperasi KBPR, koperasi wanita tani dan plasma IV," ujarnya.

Ia menjelaskan pascaADP, saat ini Pasaman Barat mulai berkembang disegala lini. Saat ini sudah ada 17 perusahaan kelapa sawit dengan luas tanam 128.270 hektare dengan produksi 2.877.875 ton pada 2017.

Kemudian perkebunan rakyat milik rakyat dengan luas 102.200 hektare dengan produksi 1.754.106 ton pada 2017 dan terdapat 51.100 petani sawit di semua wilayah Pasaman Barat.

"Juga ada sektor pertanian jagung dan tanaman lainnya. Bandara Pusako Anak Nagari, pelabuhan Teluk Tapang, RSUD dan sektor lainnya," ujarnya.

Ia berharap dengan kunjungan alumni ADP bisa memberikan manfaat kepada Pasaman Barat khususnya untuk pengembangan sektor perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan.

Baca juga: Alumni Jerman soroti pengelolaan sumber daya laut

Baca juga: Stasiun pembibitan ternak sapi diresmikan di Pasaman Barat

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019