Tokyo (ANTARA News) - Warga muslim Indonesia yang berada di Jepang berencana membangun sebuah masjid di Tokyo dan diharapkan bisa terwujud pada 2010, guna memudahkan kegiatan ibadah, sekaligus pendidikan Islam bagi WNI yang berada di negeri itu. Ketua Pembangunan Masjid Tokyo, Pudjiatmoko, di Tokyo, Selasa, mengatakan keberadaan sebuah masjid Indonesia di Jepang, dan Tokyo khususnya, sudah menjadi kebutuhan yang mendesak, terlebih dengan semakin meningkatnya kegiatan umat Islam Indonesia dalam berdakwah. "Selama ini kita menggunakan Balai Indonesia untuk menjalankan ibadah dan kegiatan Islam lainnya. Namun rasanya sudah perlu sebuah simbol yang betul-betul menjadi representatif kegiatan Muslim Indonesia di Jepang," kata Atase Pertanian itu. Keberadaan sebuah masjid, katanya, juga merupakan cita-cita umat Islam Indonesia yang tinggal di Jepang selama ini, sehingga dengan berdirinya Masjid Indonesia, maka Muslim Indonesia memiliki pusat bagi kegiatan ibadah dan bersilahturahmi di antara sesama umat Islam. Balai Indonesia merupakan gedung milik KBRI yang memiliki multi fungsi, yakni sebagai tempat pertemuan, seminar ataupun kegiatan kebudayaan lainnya. Balai Indonesia juga menjadi satu dengan bangunan Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT). Mengenai pemilihan lokasinya, Pudjiatmoko menjelaskan wilayah yang dipilih adalah di kawasan Meguro, yang selama ini banyak didiami oleh WNI, serta dekat dengan lokasi KBRI Tokyo. Keuntungan lainnya, stasiun Meguro, masuk dalam jaringan trasportasi yang menghubungkan ke pusat-pusat keramaian dan bisnis ataupun perkantoran. Panitia yang terbentuk juga sudah memiliki jadwal kegiatan, misalnya mendisain gedung yang berbeda dengan tradisi masjid selama ini. Masjid yang berdiri di areal seluas 300 meter persegi itu berbentuk seperti kubus modern yang berciri origami. Hingga akhir 2008 hingga Juni 2009 sudah bisa dipastikan lahan yang mau dibangun berikut ijin bangunannya, kemudian pembangunannya sendiri direncanakan sudah bisa dimulai September 2009 hingga Agustus 2010. "Dana yang diperlukan untuk membangun masjid Tokyo ini sekitar 900 juta yen lebih. Sementara dana yang baru terkumpul baru dua juta yen," ujar Pudjiatmoko yang optimis pembangunan masjid bisa terlaksana sesuai jadwal. Di Tokyo, simbol kehadiran Islam di Jepang ditandai dengan kehadiran Masjid Jami' Turki di kawasan Yoyogi Uehara. Bangunan yang megah dan dilapisi marmer untuk bagian interior dan eksteriornya itu sangat terkenal di Jepang dan telah menjadi pusat kegiatan dan informasi bagi warga Jepang dan warga asing lainnya untuk mengenal Islam. Masjid Jami' yang dibangun tahun 1938 itu merupakan masjid tertua dan mendapat sokongan penuh pemerintah Turki, sehingga selain berfungsi sebagai masjid juga menjadi pusat kebudayaan negara tersebut. Keberadaan Islam di 'Negeri Sakura' memang berkembang lebih baik, walau terkesan lambat. Saat ini jumlah masjid di Jepang tercatat sebanyak 41 buah, dengan jumlah terbanyak di wilayah Tokyo, yakni 10 masjid, sedangkan di sekitar wilayah Tokyo juga berjumlah sepuluh. Selebih tersebar di Nagoya, Osaka, Yokohama, Sapporo, dan Kobe. (*)

Copyright © ANTARA 2007