Sumur bor sedalam sekitar 20 meter juga sama, tidak ada air,
Tanjungpinang (ANTARA) - Air sumur milik warga Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau mulai mengering karena lebih dari dua bulan terakhir tidak terjadi hujan.



"Air di sumur rumah saya sudah mulai mengering. Ini sudah seminggu," kata Sari, salah seorang warga KM 8, Kecamatan Tanjungpinang Timur, di Tanjungpinang, Minggu.



Ia mengatakan seluruh sumur milik tetangganya juga mengering. Mereka baru dapat menyelang air sumur dua hari sekali.



"Padahal kami tinggal di dataran rendah, tetapi mata air sangat kecil," katanya.



Nita, warga Jalan Cempedak, Kecamatan Tanjungpinang Barat, juga mengalami nasib yang sama. Air sumur di rumahnya sudah mengering sejak dua pekan lalu.



"Sumur bor sedalam sekitar 20 meter juga sama, tidak ada air. Padahal sumur bor ini dibutuhkan kalau sumur yang menggunakan cincin mengering," keluhnya.



Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nita terpaksa membeli air bersih. Air yang dijual pun terkadang tidak bersih dan bau.



"Tidak bisa untuk air minum karena khawatir tidak higienis," tuturnya.



Roiyasa, warga Kecamatan Bukit Bestari, juga mengeluhkan air sumur di kediamannya yang mengering meski sudah ditambah kedalamannya hingga lima meter, sedangkan pasokan air dari PDAM Tirta Kepri mulai berkurang.



"Kadang-kadang berlumpur dan bau," katanya.



Warga Kecamatan Tanjungpinang kota pada umumnya konsumen PDAM Tirta Kepri. Jika air dari PDAM Tirta Kepri tidak lancar, warga terpaksa membeli air.



"Kalau saya memang harus membeli air bersih setiap hari karena anggota keluarga kami banyak. Air PDAM tidak cukup," kata Ati, warga Pelantar Sulawesi.



Sebelumnya, Pelaksana Harian Direktur PDAM Tirta Kepri, Budi Yadi, mengatakan Waduk Gesek di Kabupaten Bintan mulai mengering dalam beberapa hari ini. Volume air Waduk Gesek yang merupakan salah satu sumber air bersih yang dikelola PDAM Tirta Kepri, kini tinggal 10 centimeter.



"Volume air di Waduk Gesek tidak mencapai 10 centimeter sehingga potensial mengering dalam beberapa hari ini. Ini pertama kali terjadi," katanya.



Meski demikian, PDAM Tirta Kepri tetap memanfaatkan waduk itu dengan kapasitas air yang disalurkan terpaksa mulai dikurangi.



Biasanya, air yang didistribusikan ke rumah warga 65 liter/detik, sekarang dikurangi menjadi 60 liter/detik. Air tetap didistribusikan selama 24 jam karena dibantu sumber air bersih dari Sei Pulai.



Saat ini, kata dia, volume air di Sei Pulai mencapai tiga meter.



"Kami sudah laporkan permasalahan ini kepada Balai Wilayah Sungai Sumatra untuk segera menangani permasalahan ini, salah satunya dengan melakukan pendalaman waduk," kata Budi.


Baca juga: Menteri PUPR: perubahan iklim tantangan untuk pengelolaan air
Baca juga: Puluhan hektare sawah di Agam terancam kekeringan

 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019