Jakarta (ANTARA News) - Operator bus TansJakarta mengakui hari kedua Idul Fitri 1428 H yang bertepatan dengan 14 Oktober 2007, kebanjiran penumpang, khususnya untuk tujuan Kebun Binatang Ragunan dan Taman Impian Jaya Ancol dan Monumen Nasional. "Untuk koridor penghubung kawasan wisata Ragunan dan Ancol, hari ini paling ramai penumpangnya dibanding koridor lain, seperti Jakarta Kota-Blok M (koridor I) atau Harmoni-Kalideres," kata petugas operator bus Transjakarta, Didi Sulaeman, saat dihubungi di Jakarta, Minggu. Namun, Didi tidak merinci berapa persen peningkatan tingkat isian penumpang di dua koridor penghubung Ragunan dan Ancol tersebut. "Yang jelas pada tiga koridor Ragunan-Ancol yang biasanya 18 bus beroperasi, hari ditambah masing-masing delapan bus," katanya. Lintasan bus Ragunan ke Ancol melalui empat koridor yakni IV, V, VI dan VII. Koridor IV dilayani bus dari Ragunan ke Terminal Kampung Melayu dan Koridor Kampung Melayu hingga Dukuh Atas. Sedangkan Koridor VI adalah dari Kampung Melayu ke Senen dari Senen ke Ancol adalah Koridor VII. Untuk koridor lain seperti Koridor I Blok M-Kota, kata Didi, agak sepi, termasuk juga Koridor III Harmoni-Deres. "Yang justru agak ramai adalah Koridor Penghubung ke Monas yakni dari Pulogadung-Monas dan Monas-Harmoni," kata Didi. Namun, Didi tidak bisa memberikan angka prediksi total jumlah penumpang bus Transjakarta pada hari ke-2 Lebaran 1428 H ini. "Data dari tiketing belum masuk," kata Didi. Naikkan tarif Beberapa ruas angkutan umum seperti bus patas reguler pada trayek Bekasi-Tanah Abang yang beroperasi pada hari H+2 ini, ternyata menaikkan tarif sekitar Rp1.000 dari tarif biasanya Rp4000. "Ini hari Lebaran, Mas. Naik Rp1.000," kata salah seorang kondektur Bus Patas 50 Mayasari Bakti Bekasi-Tanah Abang yang enggan diketahui identitasnya. Beberapa penumpang menggerutu dengan kenaikan "mendadak" dan "sepihak" itu. Namun, banyak di antara mereka hanya berdiam diri atau tidak mempertanyakan kepada kondiktur atau pengemudi yang bertugas. Pengumuman kenaikan tarif secara resmi biasanya ada keterangan resmi dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta atau operator yang bersangkutan dan ditempelkan di dalam bus. Namun, kasus kenaikan tarif mendadak dan sepihak itu, tanpa disertai pengumuman apa pun kepada para penumpang. "Yah, mungkin pengemudi atau kondekturnya ingin dapat THR (tunjangan hari raya) juga," kata Parta, penumpang di bus itu dari Bekasi menuju Tanah Abang. (*)

Copyright © ANTARA 2007