Tokyo (ANTARA News) - Setelah tiga puluh tahun absen dalam kontes ratu kecantikan internasional, kehadiran wakil Indonesia Rahma M Landy dalam ajang Miss International Beauty Pageant 2007 di Tokyo, belum membuahkan hasil maksimal. Runner Up Putri Indonesia itu "hanya" menempati urutan ke-15 dari 66 negara yang berpartisipasi. Namun, menurut Ketua Yayasan Putri Indonesia Wardiman Djojonegoro, keikutsertaan Indonesia dalam Miss International 2007 sangat penting untuk menunjukan pada dunia internasional, bahwa Indonesia telah kembali berkiprah dalam promosi budaya dunia. "Melalui kesempatan ini kita dapat menunjukan pada dunia internasional, bahwa Indonesia telah kembali," kata mantan Menteri Pendidikan itu kepada Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar di Wisma Duta Tokyo, Selasa. Pada kesempatan itu Wardiman ditemani oleh Rahma M Landy dan juga salah seorang juri dari Indonesia Kusumadewi Sutanto. Indonesia tetap perlu tampil dalam ajang kontes kecantikan yang bisa mengangkat martabat wanita Indonesia di pentas internasional. "Kecantikan di Indonesia juga berkaitan dengan kecerdasannya. Kecerdasan memberikan nilai tambah sosok perempuan dalam konteks kehidupan sosial," ujarnya. Dia juga menilai perdebatan mengenai perlu tidaknya Indonesia ambil bagian dalam kontes ratu kecantikan sudah tidak jamannya lagi. Sementara itu, Rahma M Landy juga menceritakan pengalamannya selama mengikuti kontes kecantikan yang ke-47 itu, mulai dari awal hingga final. Menurut Rahma selama proses karantina, seluruh peserta dinilai dari berbagai aspek, seperti sikap, kepribadian dan disiplin diri. Ia juga harus menjalani serangkaian kegiatan, termasuk sesi pakaian renang. Dokter gigi lulusan Universitas Trisakti itu mengaku tidak kecewa dengan hasil yang diterimanya, karena sudah berusaha sebaik mungkin. Yang terpenting bagi Rahma adalah bisa mempromosikan kembali Indonesia. "Saya tetap senang dan bangga, karena setelah sekian lama baru ada lagi wakil dari Indonesia," kata dara kelahiran 1982 itu. Lebih jauh ia mengisahkan dirinya juga cukup terhibur, karena Indonesia mendapat predikat sebagai best speech dalam ajang yang diikuti 66 negara dari seluruh dunia. Dalam perbincangan kali itu, dara yang mengaku menyukai anak-anak itu menjelaskan bahwa predikat best speech diterimanya setelah turun panggung. "Pihak panitia mendatangi saya dan menyampaikan pidato yang disampaikannya sebagai yang terbaik. Begitu juga kata teman-teman sesama kontestan," akunya. Menyinggung syarat yang mengharuskannya mengenakan pakaian renang, dengan enteng putri pasangan berayah Australia dan ibu dari Jawa Timur itu mengatakan bahwa semua persyaratan harus diikuti. "Saya mengenakan pakaian renang sama seperti persyaratan yang mengharuskan peserta mengenakan gaun malam ataupun salah satu pakaian tradisional Indonesia," kata Putri Pariwisata Indonesia 2006 itu. Kontes Miss International berlangsung sejak awal Oktober lalu dan pengumuman finalnya berlangsung Senin (15/10) lalu. Tampil sebagai pemenang pertama dari Mexico, kemudian Yunani dan juara ketiga diraih wakil dari Belarusia. Sistem penjurian seperti dikemukakan Kusumadewi Sutanto, wakil juri Indonesia, menyangkut tiga komponen, yaitu behavior, brain, dan beauty. Komposisi kecerdasan mencapai 40 persen dari keseluruhan penilaian. "Sudah tidak jamannya lagi memilih ratu kecantikan dari orang yang tidak pandai," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007