Cilegon (ANTARA) - Kayu lapis yang diproduksi para pengusaha asal Banten mampu tembus pasar ekspor dunia antara lain Dubai, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon (BKPC), Minggu (10/3) mengatakan telah melepas ekspor sebanyak lima kontainer kayu lapis tujuan Dubai, Uni Emirat Arab, dengan total 278,0926 meter kubik dengan nilai mencapai Rp1,3 miliar tujuan Dubai, pada Jumat (8/3).

Ekspor kayu lapis Banten oleh PT Pundi Uniwood Industry ini, juga rencananya akan dilakukan dua tahap, dimana pada tahap selanjutnya akan di ekspor pada 11 Maret mendatang, dengan tujuan negara ekspor USA , dengan total ekspor sebanyak 222,6348 meter kubik kayu, dengan nilai mencapai Rp1,2 miliar.

Kayu lapis Banten menjadi kebutuhan dunia, karena komoditas tersebut merupakan bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dan kayu lapis yang merupakan komoditas wajib periksa karantina yang diekspor tersebut, juga telah dipastikan keamanannya oleh Petugas Karantina sehingga terjamin melalui penerbitan Phytosanitary Certificate (PC).

"Kayu lapis asal Provinsi Banten sudah diminati oleh beberapa negara dan kedepannya agar lebih banyak lagi volume yang di ekspor serta jumlah negara pengimpor kayu lapis dari Banten juga diperluas, khususnya pasar ASEAN dan ASIA yang masih sangat terbuka dan prospektif," kata Ali.

Sementara itu dari data yang tercatat pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, terhitung sejak Januari 2019, PT Pundi Uniwood Industry telah mengekspor kayu lapis sebanyak 3.738,7416 meter kubik dengan nilai Rp16.749.562.816 (16.7 M), dengan jumlah frekuensi sebanyak 19 kali.

Diketahui, Sejak tahun 2000 sampai dengan saat ini, ekspor kayu lapis asli Banten terus mengalami peningkatan dengan negara tujuan ekspor yaitu China, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Singapore, dan Korea.

Kepala Balai Karantina Pertanian Cilegon Raden Nurcahyo Nugroho menambahkan bahwa Karantina Pertanian Cilegon berkomitmen tinggi memastikan ketentuan Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS) dalam hal eksportasi kayu lapis dipenuhi, sehingga diterima oleh negara tujuan dan tidak mengalami penolakan.

"Tanpa pemeriksaan dan sertifikasi dari karantina, komoditas ini tidak akan mungkin di ekspor. Pelayanan kami 24 jam setiap hari dengan jadwal piket petugas yang memadai. Guna mendorong peningkatan pemasaran ekspor komoditas andalan petani di Banten, Karantina Pertanian Cilegon akan segera menyediakan aplikasi peta komoditas ekspor digital (e-map export),” katanya menambahkan.

Jusak Sudarso selaku Direktur utama PT PUI menjelaskan bahwa untuk mempertahankan dan mendapatkan pasokan kayu, pihaknya menerapkan program kemitraan dengan cara memberikan bantuan kepada petani kayu, dengan program bantuan bibit Jabon dan Albasia. Melalui cara ini kebutuhan kayu Jabon dan Albasia akan mudah didapatkan dengan sebaran petani yang membudidayakannya di wilayah yang terjangkau ke lokasi pabrik.

"Produksi kayu lapis dari kayu ini memberikan nilai tambah secara ekonomis dan sudah diterima oleh pasar dunia. Harapannya, seluruh bahan baku asal Banten bisa diproses seluruhnya di Banten sendiri. Kami membangun kemitraan dengan kelompok tani yang ada di tiga kabupaten sejak tahun 2010, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang, katanya.

 

Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019