Selama ini mereka buang hajat di kebun, sawah usai panen, saluran irigasi maupun halaman belakang rumah, ini sangat tidak sehat
Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengapresiasi warga Desa Sarakan dan Kayu Bongkok, Kecamatan Sepatan peduli sanitasi lingkungan dengan buang hajat pada tempat yang sudah disediakan.

"Selama ini mereka buang hajat di kebun, sawah usai panen, saluran irigasi maupun halaman belakang rumah, ini sangat tidak sehat," kata Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Kamis.

Ahmed mengatakan pihaknya menghargai upaya United State Agency for Intenational Development (USAID) dan instansi terkait lainnya membangun WC komunal dan melakukan pembinaan bagi warga sekitar.

Pihaknya juga membangun sumur keluarga dan jamban yang jaraknya lebih dari 10 meter agar air buangan tidak merembes. Dalam pertemuan dengan warga Desa Sarakan dan Desa Kayu Bongkok terungkap bahwa selama ini mereka menjalani hidup tidak sehat dan buang hajat sembarangan.

Meski sudah tersedia WC umum dan WC komunal tapi penduduk kedua desa itu enggan mengunakannya dengan alasan tidak terbiasa. Bahkan USAID juga membangun bak penampungan air di Desa Kayu Bongkok, ini bertujuan supaya warga dapat mengunakan air bersih untuk keperluan mandi dan cuci.

Mantan anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan peran kepala dusun dan kades sangat penting untuk membangun dan membiasakan agar warga hidup secara sehat.

Untuk menggelorakan pola hidup sehat itu Pemkab Tangerang mengelar bincang warga dengan bupati dengan tajuk "Usaha Bersama Menuju Sanitasi dan Air Bersih Yang Kuat (Saba Mustika)."

Ketika melakukan peninjauan ke lokasi, bahwa kebiasaan penduduk kedua desa itu sudah berubah total, tadinya enggan buang hajat di saluran irigasi kemudian beralih ke WC yang ada.

Menurut dia, ini semuanya adalah faktor kebiasaan yang buruk dan tak perlu di contoh, tapi setelah dilakukan pendekatan dan penyediaan sarana maupun prasarana WC komunal perlahan warga menyadari pentingnya hidup sehat.

Sebelumnya warga kedua desa itu pernah mengalami muntaber massal, hal itu karena air yang dikonsumsi tidak steril menyebabkan mereka terjangkit penyakit.

Namun belakangan ini, pada saluran irigasi untuk mengairi sawah penduduk tidak ada lagi "WC terbang" yang didirikan penduduk dan akhirnya membongkar bangunan itu atas kesadaran pentingnya hidup sehat.

Mengubah pola hidup bersih dan kebiasaan buang hajat sembarangan itu sulit untuk dihilangkan, maka perlu ada edukasi rutin kepada warga. 

Baca juga: Program sanitasi ampuh menekan diare

Baca juga: 200 ribu keluarga Cirebon belum miliki jamban

Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019