Jakarta (ANTARA) - World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia mendorong semua pihak untuk melakukan tata kelola air secara bijaksana dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret.

"Kami mengajak para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tata kelola air yang bijaksana bagi keberlangsungan bersama manusia dan alam, baik untuk generasi sekarang dan masa mendatang,” kata Direktur Partnership World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Ade Swargo Mulyo dalam diskusi "Bersama Menjaga Air Sumber Kehidupan", Jakarta, Jumat.

WWF Indonesia berkomitmen melaksanakan kegiatan revitalisasi daerah tangkapan air dengan fokus utama di enam wilayah, Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan di Aceh, DAS Kampar yang berhulu di Sumatera Barat dan bermuara di Riau, DAS Mahakam di Kalimantan Timur, DAS Ciliwung di Jawa Barat, DAS Rinjani di Lombok, dan DAS Bikuma di Papua.

Degradasi lingkungan, perubahan iklim, meningkatnya permintaan penggunaan air dan buruknya pengelolaan sumber daya alam meningkatkan ancaman terhadap air dan kelangkaan air yang merupakan masalah utama di banyak bagian dunia, termasuk Indonesia.

Direktur Forest and Fresh Water dari World Wild Life (WWF) Indonesia Irwan Gunawan menuturkan dengan pencemaran air dan lingkungan serta pengelolaan daerah aliran sungai yang buruk maka akan meningkatkan ancaman bencana seperti banjir dan kurangnya air bersih.

Oleh karena itu, perlu adanya intervensi teknologi untuk menunjang keberlanjutan dan ketersediaan air yang layak dan aman, misalnya pengolahan limbah sehingga tidak langsung masuk ke aliran sungai dan pendaurulangan sampah.

Menurut Irwan, kemauan politik yang kuat juga menjadi modal untuk menjalankan berbagai program yang mendorong terwujudnya peningkatan dan perbaikan kualitas air dan daerah aliran sungai dan tangkapan air dan penanganan pencemaran lingkungan.

"Kalau pemerintah punya 'political will' (kemauan politik) yang kuat, progres akan jauh lebih cepat dan pencapaiannya akan lebih signifikan," tuturnya.

Menurut dia, cepat dan lambatnya perbaikan kualitas lingkungan dan air juga disebabkan oleh akumulasi dari kebijakan, perilaku dan komitmen semua pihak termasuk pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Untuk itu, kebijakan, perilaku dan komitmen yang berorientasi pada perbaikan lingkungan dan air harus terus dilakukan dalam jangka waktu panjang untuk menjaga keberlanjutan dan ketersediaan air yang aman.

"Isu air di Indonesia hanya bisa diatasi dengan kolaborasi dann kemauan politik yang kuat," tuturnya.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019