Bantuan AMMDES yang kita serahkan ini memiliki spesifikasi untuk mengangkut hasil kebun para petani di sini. Untuk mesin pengolah kopinya baru kita serahkan sebanyak 18 dari 22 unit atau 60 persen
Tanggamus, Lampung (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyerahkan bantuan dua alat mekanis multiguna perdesaan (AMMDES) kepada Koperasi Tani Hijau Makmur dan 22 mesin pengolah kopi kepada industri kecil dan menengah (IKM) pada acara di Lapangan Pekon (Desa) Margoyoso, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.

"Bantuan AMMDES yang kita serahkan ini memiliki spesifikasi untuk mengangkut hasil kebun para petani di sini. Untuk mesin pengolah kopinya baru kita serahkan sebanyak 18 dari 22 unit atau 60 persen," kata Menperin di Tanggamus, Senin.

Selain memberikan bantuan AMMDES dan mesin pengolah kopi yang dilakukan secara simbolis, Airlangga juga menyematkan secara simbolis tanda peserta beberapa pelatihan yang diselenggarakan Kemenperin di antaranya pelatihan good manufacturing practices (GMP), pelatihan perencanaan pengembangan ekspor produk industri, dan pelatihan prosedur ekspor.

"Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini, para petani di sini dapat lebih memproduksi lebih banyak lagi produk industri," kata dia.

Dalam penyerahan itu, Menperin memberikan apresiasi kepada PT Great Giant Pineapple (GGP) atas upayanya dalam memberdayakan para petani. Ia mengharapkan agar pengembangan rantai pasok melalui program kemitraan dapat berjalan dengan baik.

"Selanjutnya kepada PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) selaku produsen AMMDES, kami juga mengharapkan agar dapat memanfaatkan peluang dengan mengembangkan prototipe-prototipe baru sesuai kebutuhan pengguna," kata dia menerangkan.

Plt Direktur Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Ngakan Timur Antara mengatakan Program Kawasan Industri Hortikultura yang berkolaborasi dengan petani dan kelompok usaha tani melalui koperasi usaha tani atau disebut Corporate Shared Value (CSV) merupakan role model dari konsep tersebut.

Konsep kemitraan tersebut didukung oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kementerian Keuangan dengan syarat tidak adanya penimbunan di petani sehingga pupuk dan pestisida yang diimpor oleh PT GGP dapat digunakan secara merata oleh petani binaan.

"Hingga saat ini kawasan industri Hortikultura mitra kerja binaan PT GGP yang memiliki luas sekitar 337 hektare di empat kabupaten dengan jumlah mitra kerja binaan sebanyak 423 orang. Untuk dapat membantu petani dan memantau kegiatan on-farm secara real time, termasuk pemakaian pupuk dan pestisida dan hingga jumlah panen yang dapat diekspor telah dikembangkan aplikasi berbasis internet of things yakni e-Grower. Ini merupakan penerapan Industri 4.0 yang dapat diterapkan di wilayah lainnya," kata dia.

Pewarta: Triono Subagyo dan Damiri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019