Pontianak (ANTARA) - Calon presiden RI nomor urut 1, Joko Widodo, mengaku optimistis bisa memenangkan Pilpres di Kalimantan Barat dengan perolehan suara 60 persen.

"Melihat dukungan dan antusias masyarakat Kalbar serta bukti kerja kita selama 4,5 tahun terakhir ini, saya optimistis bisa menang di Kalbar dengan perolehan 60 persen suara," kata Jokowi saat menyampaikan orasi politiknya pada kampanye terbuka di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu.

Menurutnya, masyarakat Kalbar sudah sangat cerdas dan bisa melihat sendiri hasil kerjanya selama 4,5 tahun ini, baik itu untuk yang dilakukan di daerah perbatasan, maupun di sejumlah daerah di Kalbar.

"Saya juga sudah 10 kali ke Kalimantan Barat, saya tahu betul apa yang dibutuhkan masyarakat Kalbar. Banyak program pembangunan yang sudah kita lakukan untuk Kalbar, ini akan terus kita lanjutkan ke depan," tuturnya.

Dia menjelaskan, saat ini masyarakat Kalbar sudah bisa merasakan kemajuan pembangunan, seperti pembangunan PLBN Entikong, Aruk dan Badau, perbaikan jalan infrastruktur perbatasan, pembangunan jembatan dan jalan nasional yang ada di Kalbar, serta program pembangunan masyarakat lainnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kalbar agar bisa datang ke TPS pada tanggal 17 April 2019 mendatang dan memberikan suaranya.

"Terakhir saya titip, tanggal 17 April 2019 marilah kita mengajak teman-teman kita, kawan-kawan kita, saudara-saudara kita berbondong ke TPS, jangan ada satu orang pun yang golput, dan saya mengajak kita ke TPS pakai baju putih karena yang akan dicoblos bajunya putih. Datang ke TPS bajunya putih, karena yang mau dicoblos bajunya putih. Karena putih adalah kita, kita adalah putih," kata Jokowi.

Dia juga menambahkan, akan melihat hasil Pemilu di Kalbar pada tanggal 17 April sore. "Saya akan telepon ketua, pak ketua gimana Kalbar. Menang, menang, menang, saya tanya lagi menangnya berapa persen. Tahun 2014, Jokowi-JK menang di Kalbar 60 persen, jadi kalau di Kalbar 2019 tidak lebih dari itu, hati-hati, saya minta lebih dari 60 persen," tuturnya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019