... perbedaan pilihan, sepatutnya disikapi secara dewasa dan bijaksana, bukan malah menjadi emosional dan melakukan intrik-intrik yang dapat memecah-belah masyarakat...
Yogyakarta (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor 01, KH Ma'ruf Amin, menegaskan, pemilu presiden adalah kontestasi pemilihan pemimpin nasional yang diselenggarakan setiap lima tahun, bukan Barata Yudha.

"Adanya perbedaan pilihan, sepatutnya disikapi secara dewasa dan bijaksana, bukan malah menjadi emosional dan melakukan intrik-intrik yang dapat memecah-belah masyarakat," kata dia, saat menyampaikan sambutan pada kegiatan "Yogya Nyawiji Nderek Kiai" di Lapangan Tempel, Sleman, Yogyakarta, Kamis malam.

Kegiatan itu juga dimeriahkan dengan penampilan pimpinan Maria Sholawat Gus Ali Sodikin atau Gus Ali Gondrong dari Ngawi, Jawa Timur.

Hadir ribuan massa pendukung Kiai Ma'ruf dan Ali Gondrong dari Yogyakarta dan sejumlah daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Kiai Ma'ruf, pemilu presiden substansinya adalah memilih figur presiden dan wakil presiden terbaik yang memiliki visi misi dan program yang jelas untuk membangun bangsa dan negara.

Ia juga mengingatkan, menjelang pemilu presiden, banyak beredar informasi hoaks, yang dapat memunculkan ketegangan di tengah masyarakat, yang secara berkepanjangan dapat memicu perpecahan di masyarakat.

"Masyarakat harus dapat menyikapi informasi hoaks secara bijak dan tidak mudah terpancing," katanya.

Pemilu presiden, kata dia, adalah proses demokrasi untuk memilih pemimpin nasional. "'Karena itu, jangan sampai karena adanya perbedaan pilihan, menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Ma'ruf juga minta didoakan oleh massa yang hadir untuk dapat memenangkan pemilu presiden 2019.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019