Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) menyatakan Export Credit Agency (ECA) Eropa telah menyatakan kesanggupannya untuk berbagai beban terhadap total utang BUMN Penerbangan ini kepada konsorsium itu. "Mereka sudah membalas proposal yang kami kirim dan kami sedang mengkajinya. Sebelum tahun ini diharapkan ada titik temu sudah ada," kata Dirut Garuda Emirsyah Satar kepada pers di Jakarta, Senin. Namun, Emirsyah enggan merinci lebih lanjut, terkait dengan isi proposal yang diajukan kepada ECA tersebut. "Tidak etis. Kami sedang bernegosiasi, kemudian kita sampaikan hal-hal substansial dari proposal itu," kata Emirsyah. Utang Garuda kepada ECA sejauh ini nilainya sekitar 500 juta dolar AS, sedangkan utang ke pihak lain sekitar 200 juta dolar AS sehingga total sekitar 700 juta dolar AS. Sementara itu, menurut Direktur Keuangan Garuda Alex Maneklaran, posisi kesediaan ECA tersebut dalam konteks titik temu penyelesaian utang dengan konsep berbagai beban atau sharing the pain. Namun, berbagi bebannya seperti apa? Alex juga enggan merinci lebih detil. Semula, penyelesaian restrukturisasi utang tersebut dijadwalkan akan tuntas sebelum akhir tahun ini. ECA sendiri sebelumnya diketahui telah memberi keringanan kepada maskapai penerbangan nasional itu untuk tidak bayar utang pokok selama dua bulan sejak Juni 2007. Pada kesempatan itu, Ermirsyah juga menyampaikan rencana restrukturisasi utang Garuda kepada PT Angkasa Pura I dan II yang masih menunggu keputusan pemerintah. "Penyelesaiannya masih menunggu keputusan pemerintah, khususnya pemegang saham. Kami siap dipertemukan dengan keduanya," katanya. Alex juga mengatakan, pemerintah saat ini sedang memproses pengubahan utang tersebut menjadi penyertaan saham melalui utang konversi (convertible bond). BUMN Penerbangan itu memiliki utang sebesar tujuh juta dolar AS ke PT Angkasa Pura I dan 23 juta dolar AS ke PT Angkasa Pura II. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007