Deklarasi tersebut dilakukan di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta, Selasa. Hadir pada acara deklarasi tersebut, pengurus GTNNI dan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Ketua GTNNI untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Al Amin Nur Nasution, mengatakan deklarasi ini dihadiri oleh perwakilan dari 25 kepengurusan GTNNI di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Al Amin Nasution mengklaim bahwa petani dan nelayan dari kader Nahdlatul Ulama (NU) bergabung dengan GTNNI. "Ada sebanyak 29 persen petani dan nelayan adalah warga NU," katanya.
Al Amin menegaskan, ketika tokoh NU maju sebagai peserta pemilu presiden, maka kader NU wajib mendukung untuk kemenangannya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada kesempatan tersebut menyerukan kepada petani dan nelayan untuk turut bekerja mengajak masyarakat, memilih pemimpin yang berasal dari rakyat dan pro rakyat.
"Kami percaya, Gerakan Tani Nelayan ini akan jadi bagian penting pada pemenangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," kata Hasto.
Dia memastikan komitmen Jokowi-Ma'ruf untuk membela petani dan nelayan, karena merupakan bagian dari wong cilik. "Apalagi ada kedekatan dari warga NU yang menjadi petani dan nelayan dengan Soekarnois," katanya.
Perpaduan unsur religius dan nasionalis ini, kata dia, menumbuhkan persatuan serta membangun karakter bangsa yang Pancasilais.
Hasto menegaskan, pada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin ini perpaduan religius dan nasionalis menyatu.
"Semangat hubbul wathon minal iman yang bergema, bahwa membela Tanah Air bagian dari iman. Kita bersatu karena kita ingin menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila," katanya.
Menurut Hasto, dalam kepemimpinan Jokowi-KH Ma'ruf Amin tercermin antara Nahdliyin dan Soekarnois yang menyatu, dan tak bisa dibedakan," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019