London (ANTARA News) - Film "Denias Senandung di Atas Awan" yang dibintangi antara lain Albert Fakdawer, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen, serta Marcela Zalianti yang diputar di bioskop mini Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Praha menarik perhatian kalangan muda, masyarakat dan para pecinta Indonesia di Ceko. Pemutaran film dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-79 yang diadakan KBRI Praha mejadi lebih bermakna dalam mempererat persahabatan Indonesia dan Ceko, karena bertepatan dengan peringatan berdirinya negara Ceko yang dulu dikenal Cekoslovakia pada tanggal 28 Oktober 1918, demikian Juru Bicara KBRI Praha, Azis Nurwahyudi, kepada ANTARA News London, Senin. Duta Besar RI untuk Republik Ceko, Salim Said, mengawali acara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-79 menyampaikan mengenai pentingnya memperingati hari bersejarah tersebut. "Sumpah Pemuda sangatlah penting bagi Bangsa Indonesia karena sumpah tersebut adalah kemauan yang datang langsung dari hati nurani para pemuda Indonesia untuk bersatu, berjuang meraih kemerdekaan, bangsa," ujar Salim Said, yang juga dikenal sebagai seorang pakar perfilman Indonesia dan peneliti politik militer. Menurut Azis Nurwahyudi, KBRI Praha menyelenggarakan pemutaran film "Denias" dengan harapan dapat menumbuhkan semangat para pemuda untuk terus belajar dan memajukan bangsa. Selain itu, film "Denias" diharapkan dapat lebih memperkenalkan bangsa Indonesia kepada masyarakat Ceko, baik dari sisi budaya, alamnya dan juga problematika yang harus diselesaikan bersama. Para penonton yang hadir mulai dari anak-anak sampai yang dewasa tampak terharu melihat perjuangan Denias, ujar diplomat muda itu. Beragam komentar dari penonton setelah melihat film yang dinominasikan dalam ajang Piala Oscar 2008 tersebut. "Meskipun sudah tiga kali melihat film ini, namun saya tetap saja menangis," kata Teddy Sunardi, seorang warga keturunan Ceko. "Saya melihat ada hal yang jauh lebih besar yang harus dipertahankan oleh Bangsa Indonesia, yakni perlunya menjaga sikap saling pengertian antar suku," ujar Bismo Gondokusumo, warga Indonesia yang telah lebih dari empat dekade bermukim di Ceko. Sementara itu, Ny. Doubovska, Indonesianis terkemuka di Praha, mengungkapkan perasaannya yang tergetar ketika melihat usaha Denias, anak Indonesia dari Papua, yang ingin maju. Tidak ketinggalan Sandra Satova, mahasiswi Fakultas Hukum Zapadoceski Univerzita, menyatakan bahwa film tersebut menarik dan membuatnya ingin tahu lebih banyak tentang Indonesia. Pada kesempatan tersebut Dubes Salin Said, atas nama seluruh bangsa Indonesia, juga menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh rakyat Ceko bertepatan dengan peringatan berdirinya negara Ceko yang dulu dikenal dengan Cekoslovakia yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Menurut Azis Nurwahyudi, pemutaran film Indonesia merupakan acara tetap yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan diplomasi publik. Dengan dimiliknya bioskop mini tersebut, KBRI dapat turut mempromosikan Indonesia melalui karya seni anak bangsa, tidak saja melalui film tetapi juga budaya, pariwisata dan serta pesan moral yang disampaikan oleh film tersebut. Acara yang sudah dinanti-nanti masyarakat Indonesia di Cheko berlangsung meriah dihangatkan dengan bakso pangsit, kue gemblong, dan wingko babat yang membuat suasana terasa berada Indonesia, demikian Azis Nurwahyudi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007