Khartoum (ANTARA) - Untuk menuntut pemerintah peralihan sipil setelah penggulingan Omar al-Bashir dari jabatan presiden, ribuan pemrotes Sudan turun ke jalan pada Kamis (11/4) di Ibu Kota negeri itu, Khartoum, meskipun larangan orang keluar rumah diberlakukan.

Pemrotes berkumpul di luar markas utama militer untuk menyerukan pengunduran diri Jenderal Ahmed Awad ibn Auf, Menteri Pertahanan yang baru diangkat menjadi Kepala Badan Peralihan Militer dengan tugas memerintah negeri tersebut selama dua tahun, serta para pejabat senior lain yang memiliki hubungan dengan pemerintah terguling al-Bashir.

Perhimpunan profesional dan partai oposisi Sudan juga menyuarakan "penolakan total" terhadap "kudeta militer".

Ibn Auf diambil sumpahnya sebagai ketua Dewan Peralihan Militer, yang diambil sumpahnya dalam upacara yang dipimpin oleh Kepala Lembaga Kehakiman Abdul Majid Idris dan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi negara.

Kamal Abdul-Marouf Al-Mahdi, Ketua Komando Staf Gabungan, diambil sumpahnya sebagai Wakil Ketua Dewan tersebut, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang.

Ibn Auf mengumumkan larangan orang keluar rumah selama satu bulan serta keadaan darurat tiga-bulan di seluruh negeri itu selain pembekuan undang-undang dasar 2005 Sudan dan pembubaran dewan menteri, parlemen serta presiden Sudan.

Al-Bashir memangku jabatan melalui kudeta militer 1989 terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis di bawah pimpinan perdana menteri Sadiq Al-Mahdi.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden Sudan Omar al-Bashir meletakkan jabatan
Baca juga: Presiden Turki desak perdamaian, perujukan di Sudan


 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019