Bandung (ANTARA News) - Gara-gara tidak setuju atas pemberitaan alasan ketidakhadirannya dalam diskusi tentang geng motor, Chandra alias Ochan yang disebut sebagai Panglima Perang Brigez (geng motor Bandung) menyambangi kantor koran Tribun Jabar di Jalan Malabar Nomor 5 Bandung, Jawa Barat, sekira pukul 11.30 WIB, Rabu. Meski Ochan datang sendirian dan bermaksud meminta klarifikasi soal pemberitaan itu secara baik-baik, namun tak urung kehadirannya membuat panik karyawan media massa tersebut, bahkan petugas satuan pengamanan (satpam) setempat langsung menghubungi pihak kepolisian meminta bantuan pengamanan. Akibat laporan itu, maka sebanyak dua truk pasukan Pengendalian Massa (Dalmas) Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bandung Tengah dikerahkan ke kantor koran Tribun Jabar. Kehadiran puluhan polisi bersenjata itu mengundang perhatian warga sekitar dan sempat memacetksan arus lalulintas kendaraan bermotor di kawasan Kosambi tersebut. "Kedatangan polisi sebanyak itu, karena informasi awal bahwa kantor media massa Tribun Jabar itu akan diserang oleh salah satu geng motor yang diawali kedatangan panglima perangnya," kata satpam Tribun Jabar, Taruna Baru, kepada pers. Ia mengatakan, awalnya dirinya tidak tahu kalau yang datang itu panglima perang geng motor yang akan meminta klarifikasi soal berita. "Dia datang sendirian menggunakan jaket kulit hitam, dan minta ketemu dengan wartawan yang menulis berita soal geng motor," ujarnya. Menurut Taruna, permintaan tamunya tersebut kemudian dilaporkan kepada salah seorang awak redaksi Tribun Jabar, Hasanah. "Setelah itu, saya tidak tahu apa yang dibicarakannya, namun tiba-tiba datang dua truk pasukan dalmas berjaga di kantor ini," katanya. Sementara itu, Chandra mengatakan, dirinya datang ke kantor Tribun Jabar bukan untuk melakukan penyerangan, melainkan meminta klarifikasi atas pemberitaan yang terbit pada Rabu ini. Di halaman pertama koran Tribun Jabar tertulis panglima perang Brigez tidak hadir dalam acara diskusi geng motor karena tidak bisa diajak berdialog, dan bisanya hanya di jalanan. "Atas pembertitaan itu, saya sangat keberatan, karena ketidakhadiran saya dalam acara diskusi geng motor pada Selasa (13/11) itu alasannya banyak kesibukan sebagai karyawan di sebuah penerbitan dan kesibukan lainnya," kata Chandra. Jadi, kata dia, pihaknya bukan tidak mau diajak berdialog dan berdisikusi di balik meja, namun karena waktunya tidak tepat. "Apalagi, jadwal diskusi itu pas saya lagi sibuk menghadapi ujian akhir skripsi di sebuah perguruan tinggi di Bandung," katanya. Ia menambahkan, dirinya tidak melakukan penyerangan ke Tribun Jabar sebagaimana yang diisukan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007