Singapura (ANTARA News) - Kondisi politik di Myanmar saat ini membuat perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Amerika Serikat dan ASEAN mustahil dilakukan dalam waktu dekat, kata Perwakilan Perdagangan AS, Susan Schwab. Hubungan bersahabatan itu "tidak dapat dikatakan sebagai keadaan biasa-biasa saja", katanya, Selasa, saat ASEAN bersiap menandatangani Piagam ASEAN, bertalian dengan 40 tahun berdirinya organisasi regional itu dan anggotanya berkomitmen untuk melaksanakan hak asasi manusia (HAM), demokrasi dan cetak biru integrasi ekonomi pada 2015. Para pemimpin ASEAN mengakui bahwa reputasi dan kredibilitas organisasi itu terpengaruh oleh situasi di Myanmar yang dikuasai militer, tentara menembak para pelaku demonstrasi damai pada September, sehingga menewaskan sedikitnya 15 orang. Schwab, yang melakukan kunjungan ke Singapura, telah bertemu Senin dengan para menteri ekonomi untuk mendiskusikan kemajuan yang telah dibuat oleh Rencana Kerangka Perdagangan dan Investasi AS-ASEAN yang ditandatangani setahun lalu. "Masalah Burma telah mengemuka, dan saya menyampaikan keprihatinan kami," katanya kepada wartawan. "ASEAN secara khusus bertanggungjawab ketika dihadapkan pada situasi di Burma." Kendati pemungutan suara di Senat AS, Jumat, mendesak ASEAN untuk membekukan keanggotaan Myanmar hingga rezim itu memperlihatkan penghormatan pada HAM, ASEAN sedang mencari titik temu dalam masalah itu secara "kekeluargaan". Para pemimpin ASEAN telah menangguhkan rencana penyampaian keterangan oleh Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Ibrahim Gambari, yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, setelah Myanmar menolaknya. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN, mengatakan Myanmar telah membuat jelas bahwa negara itu lebih ingin membuat perjanjian secara langsung dengan AS dan meminta para pemimpin ASEAN agar menghormati keinginannya. Singapura telah mengundang Gambari untuk menyampaikan penjelasan kepada para pemimpin ASEAN dan mitra mereka dari China, India, Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru. AS telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Singapura. Negara itu juga memiliki rencana kerangka perdagangan dan investasi (TIFA) dengan Thailand, Kamboja, Vietnam dan Malaysia. ASEAN, yang beranggotakan 10 negara, telah menandatangani perjanjian TIFA pada Agustus 2006, yang dianggap sebagai suatu permulaan liberalisasi perdangan. "Faktanya ialah kami memiliki perjanjian TIFA dengan ASEAN, maksudnya kami memiliki potensi untuk menciptakan bangunan yang menghalangi jalan," katanya, seperti dilaporkan DPA. ASEAN beranggotakan Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Indonesia, Brunei, Vietnam, Laos, Thailand and Myanmar. (*)

Copyright © ANTARA 2007