Medan (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus "digenjot" lagi, dengan dukungan peningkatan investasi pada sektor riil, kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Bidang Ekonomi Dr Sjahrir di Medan, awal pekan ini.
Menurut Sjahrir, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan bisa mencapai 6,8 persen pada tahun 2008, masih belum cukup untuk dapat menyerap angkatan kerja di Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi itu harus "digenjot" lagi lebih tinggi atau harus di atas 10 persen.
Salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen, kata Sjahrir, adalah dengan peningkatan investasi pada sektor riil.
Dia menilai, saat ini pertumbuhan ekonomi sebenarnya sudah menunjukkan indikator ke arah yang lebih baik, antara lain dapat dilihat dari pertumbuhan ekspor yang sangat signifikan.
Namun, kata Sjahrir pula, sekarang banyak pengusaha yang lebih tertarik melakukan investasi dalam bentuk portofolio, akibatnya investasi pada sektor rill tidak berjalan dan penyerapan tenaga kerja serta mulitiplier efek lain tidak bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
"Makanya ke depan pemerintah akan melakukan perbaikan infrastruktur, maupun undang-undang untuk meningkatkan minat investor melakukan investasi langsung, bukan investasi dalam bentuk portofolio," ujar Sjahrir.
Menanggapi permasalahan krisis infrastruktur di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sjahrir mengatakan bahwa pemerintah pusat mengetahui permasalahan iklim investasi yang berada di Sumut.
"Saat ini, proyek Asahan maupun bantuan Jepang/JBIC sedang dalam tahap untuk diputuskan oleh pemerintah pusat. Saya tidak bisa komentar apa-apa, yang pasti pusat terus memperhatikan perkembangan di Sumut," jelas dia lagi.
Dia menjelaskan, pajak dari Sumut belum bisa membantu pertumbuhan ekonomi di daerah itu.
Penyebabnya adalah konsentarsi likuiditas masih berada di Jakarta, selain itu banyak potensi pajak yang belum tergarap.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007