Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) diharapkan mengikuti langkah Bank Dunia untuk memotong biaya pinjaman dengan menghapuskan "commitment fee", mengingat ke depan Indonesia sulit memperoleh pinjaman murah. "Kita sudah sampaikan ke ADB saat kita negosiasi," kata Direktur Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Depkeu, Maurin Sitorus, kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa. Menurutnya, ADB sendiri belum bisa mengambil keputusan terkait permintaan Indonesia itu karena harus menunggu kesepakatan dari Dewan Direktur Eksekutif ADB terlebih dahulu. Pada September lalu, Bank Dunia mengumumkan akan menurunkan beban pinjaman dengan menghapus "commitment fee" pinjaman komersial sehingga akan lebih menarik dibandingkan pinjaman dari pasar. Indonesia sendiri pada 2009 diperkirakan tidak akan lagi menerima pinjaman murah dari donor institusi asing seperti Bank Dunia dan ADB karena Indonesia telah masuk kategori negara berpendapatan menengah. Menurut data Depkeu, hingga Oktober, outstanding pinjaman dari multilateral, termasuk Bank Dunia dan ADB, mencapai 17,65 miliar dolar AS atau 12,4 persen dari total utang pemerintah.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007