Karachi (ANTARA News) - Polisi Pakistan telah menyerang dengan tongkat unjuk rasa oleh wartawan dan aktivis hak asasi manusia di kota Karachi di Pakistan selatan dan menangkap lebih dari 140 pekerja media, sejumlah saksi dan wartawan senior mengatakan. Bentrokan itu telah menyebabkan beberapa pengunjuk rasa menderita luka kepala berdarah. Sekitar 200 orang berunjuk rasa di luar gedung pers di kota terbesar kedua di negara itu untuk mengecam pengekangan ketat terhadap media yang diterapkan di bawah pemerintahan darurat Presiden Pervez Musharraf. Polisi menyerang para demonstran itu ketika mereka berusaha untuk menggeser barikade menuju ke arah kediaman remsi gubernur provinsi dan menyanyikan slogan yang mendukung kebebasan media. Mereka yang ditangkap termasuk ketua persatuan wartawan Karachi, Shamim-ur-Rehman, dan Sabih Uddin Ghousi, pemimpin pers klab Karachi. Ketegangan terus terjadi ketika polisi dan tentara paramiliter merintangi beberapa pengunjuk rasa di dalam gedung pers itu. Lebih dari 140 wartawan kemudian keluar dari klab itu dan menyerahkan diri mereka untuk ditangkap, kata sekretaris klab pers Imtiaz Ahmad Khan. Polisi mengangkut mereka dalam mobil gerbong, katanya. Seorang pejabat polisi mengatakan mereka telah diperintahkan untuk tidak membiarkan wartawan mendekati rumah gubernur dan akan menggunakan kekuatan jika seseorang berusaha melakukannya. Wartawan telah berunjuk rasa di beberapa kota terhadap pengekangan, yang telah menyaksikan dua saluran berita televisi swasta ditutup. Dubes AS Anne Patterson telah mengunjungi salah satu saluran itu, Geo, ketika ia melakukan perjalanan ke Karachi Senin. Penangkapan itu terjadi beberapa jam setelah Pakistan mengatakan telah membebaskan lebih dari 3.400 orang yang ditahan sejak Musharraf memberlakukan keadaan darurat 3 November, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007