Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda S Goeltom, mengatakan perlu mempertahankan daya beli masyarakat pada 2008 agar tidak tergerus oleh inflasi (kenaikan harga dalam kurun waktu tertentu) yang berpotensi terus meningkat akibat kenaikan harga minyak. "Daya beli masyarakat jangan sampai tergerus inflasi," katanya dalam acara seminar prospek ekonomi dan politik di Jakarta, Kamis. Untuk itu pihaknya bersama pemerintah berkomitmen agar inflasi pada 2008 dapat terkendali dengan melakukan berbagai kebijakan. Berbagai kebijakan untuk mengendalikan inflasi tersebut diarahkan dengan mendorong kapasitas perekonomian agar seimbang dengan permintaan domestik. Menurut dia, masih adanya struktural rigiditas dimana permintaan domestik tak bisa diikuti oleh produksi menjadi kendala menekan tingkat inflasi. Untuk itu, hambatan tersebut haruslah segara diatasi. Selain itu, selama ini menurut Survei BI, kapasitas produksi yang digunakan masih 80 persen. Selain itu, ia mengemukakan perlunya usaha menjaga agar komoditas yang harganya ditentukan oleh pemerintah (administered prices) tidak meningkat tajam dan terkendali. "Perlu meminimalkan kenaikan komoditas administered strategis serta menjaga pasokan barang kebutuhan pokok," katanya. Ia menambahkan perlu menjaga agar persepsi masyarakat terhadap harga barang tidak meningkatkan inflasi. Pemerintah juga diharapkan dapat menjaga agar inflasi pada harga pangan yang mudah bergejolak tetap terkendali. Sementara itu, menurut dia, meski inflasi memberikan tekanan yang besar pada 2008, namun neraca berjalan diperkirakan tetap surplus sebesar 1,7-2,1 persen dari PDB. Hal ini, menurut dia, karena didorong oleh ekspor non migas yang masih tinggi, meski diperkirakan sedikit menurun akibat perlambatan ekonomi global. Sedangkan impor non migas sedikit meningkat dipengaruhi oleh permintaan domestik. Sisi neraca migas menurut dia tetap surplus yang didorong oleh kenaikan produksi dan harga migas, ujar dia. (*)

Copyright © ANTARA 2007