Denpasar (ANTARA News) - Sebuah lukisan berukuran raksasa bertemakan "Iklim yang Berkeadilan" akan dibuat dan dipajang di "Kampung Bali", suatu arena kegiatan budaya di kawasan tempat Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) digelar di Nusa Dua, Bali 3 hingga 14 Desember 2007. Lukisan raksasa sepanjang 60 meter lebar 1,5 meter itu, akan dikerjakan 12 seniman berbakat yang dikordinasikan pihak Doglas Gallery Bali, kata Pariama Hutasoit, Humas Civil Society Forum (CSF) selaku penyelenggara kegiatan tersebut di Denpasar, Rabu. Ia menyebutkan, lukisan di atas kanvas sepanjang itu, akan mulai dikerjakan para seniman begitu konferensi PBB resmi dibuka di Nusa Dua. Dengan demikian, seluruh proses penciptaan karya seni yang bertemakan "Iklim yang Berkeadilan" dapat dinikmati para delegasi yang ambil bagian dalam kegiatan selama kurang lebih dua pekan, ucapnya. Menyingung tema lukisan, Pariama mengatakan, melalui karya seni di atas kanvas tersebut, senantiasa dapat disampaikan pesan bahwa penanganan masalah iklim global, perlu dilakukan dengan prinsif keadilan. "Ini artinya, masalah iklim perlu ditangani secara bersama-sama oleh semua negara dan warga di dunia, tidak oleh segelitir lembaga atau institusi yang konsen untuk itu," katanya. Selain membentang lukisan, di arena "Kampung Bali" yang juga akan diisi dengan kegiatan "workshop" seputar penyelenggaraan UNFCCC. Perwujudan "Kampung Bali" yang akan dibangun di kawasan Nusa Dua, tidak jauh dari para delegasi melakukan aktifitasnya, diprakarsai oleh Civil Society Forum (CSF), yakni kelompok masyarakat sipil yang peduli lingkungan. Ia menyebutkan, khusus mengenai pagelaran budaya, di "kampung" tersebut akan disajikan beberapa jenis tarian dan unsur kesenian Bali lainnya. Di samping itu, akan dilakukan juga pameran atas berbagai kreatifitas seni masyarakat Bali, terutama yang menyangkut kecintaan mereka terhadap lingkungan hidup, katanya. Sementara untuk leih menghangatkan suasana, di sela-sela penyelenggaraan pameran dan workshop, akan juga diselingi dengan pertunjukan musik dalam beberapa aliran. Semua itu, kata dia, dilakukan oleh masyarakat sipil yang peduli lingkungan, di luar panitia yang ditunjuk atau UN Compound. Konferensi yang akan diselenggarakan sejak 3 hingga 14 Desember 2007 itu, dijadwalkan dihadiri sekitar 15 ribu peserta dari 168 negara.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007